Rabu 15 Jul 2020 23:29 WIB

Amalan Sederhana yang Setara dengan Pahala Haji dan Umroh

Hendaknya umat Muslim tetap berharap agar niat hajinya dicatat oleh Allah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Amalan Sederhana yang Setara dengan Pahala Haji dan Umroh. Foto: Suasana Masjidil Haram yang sepi pada malam lailatur Qadar pada tahun 2020.
Foto: saudigazette
Amalan Sederhana yang Setara dengan Pahala Haji dan Umroh. Foto: Suasana Masjidil Haram yang sepi pada malam lailatur Qadar pada tahun 2020.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Keberangkatan jamaah haji 2020 terpaksa dibatalkan karena kondisi pandemi Covid-19. Di sisi lain, pemerintah Arab Saudi juga membatasi penyelenggaraan ibadah haji tahun ini hanya bagi warga Saudi dan ekspatriat yang berdomisili di Kerajaan Saudi.

Meskipun tidak bisa melaksanakan ibadah haji tahun ini atau terhalang dalam pelaksanaannya, namun pahala setara dengan berhaji dan umrah tetap dapat didapatkan melalui upaya ibadah-ibadah lainnya. Habib Ahmad Ghozali Assegaf mengatakan, hendaknya umat Muslim tetap berharap agar niat hajinya dicatat oleh Allah. Sehingga, ia tetap mendapatkan pahala haji tersebut, karena telah meniatkan kebaikan di dalam hati.

Namun demikian, Habib Ahmad menuturkan bahwa Rasulullah SAW sebenarnya telah menjelaskan beberapa amal ibadah yang jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan secara baik akan diberikan pahala oleh Allah seperti pahala orang yang melaksanakan haji dan umrah.

"Pahala tersebut berasal dari amalan-amalan yang sangat sederhana, bahkan bisa dilakukan setiap hari," kata Habib Ahmad Ghozali, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id.

 

Habib Ahmad Ghozali lantas menuturkan beberapa ibadah ringan yang pahalanya setara dengan pahala haji dan umrah. Pertama, pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat wajib berjamaah.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci (berwudhu) untuk melaksanakan sholat lima waktu di masjid, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji dalam keadaan muhrim."

Habib Ahmad mengatakan, sholat lima waktu berjamaah dapat dilakukan setiap hari. Dengan demikian, menurutnya, pahala seperti berhaji dapat terbuka luas setiap harinya.

Kedua, pergi ke masjid untuk belajar atau mengajarkan kebaikan. Rasulullah SAW mengatakan, seseorang yang pergi untuk belajar kebaikan atau untuk mengajarkan kebaikan di masjid, maka dia juga akan mendapatkan pahala seperti orang yang melaksanakan ibadah haji.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang pergi ke masjid yang dia itu pergi tidak berniat kecuali untuk belajar kebaikan atau dia ingin mengajarkan kebaikan, maka orang seperti itu akan diberikan pahala seperti pahala orang berhaji secara sempurna."

Habib Ahmad menjelaskan, yang dimaksud pergi ke masjid itu misalnya untuk belajar majelis ilmu, taklim, atau pengajian. Amal demikian memiliki pahala yang besar.

Ketiga, mengamalkan ibadah dengan cara bertasbih, bertahmid dan bertakbir sebanyak 33 kali setelah sholat wajib. Suatu hari diceritakan oleh Abu Hurairah ra, bahwa ada beberapa sahabat Nabi SAW yang berasal dari kalangan yang tidak mampu atau fakir. Mereka mengeluh kepada Rasulullah SAW karena kalah dengan orang kaya yang ibadahnya lebih banyak daripada mereka.

Mereka berkata, "Ya Rasulullah, para sahabat kami yang kaya itu mereka pergi membawa derajat yang agung dan nikmat yang banyak dari Allah dengan hartanya itu. Mereka sholat seperti kami juga sholat, mereka puasa seperti kami juga puasa. Tetapi mereka mempunyai sisa harta yang mereka bisa haji dengannya. Mereka juga bisa umrah dan berjihad, dan bersedekah dengan harta itu. Sementara kami yang miskin tidak bisa."

Rasulullah SAW kemudian menyampaikan amalan untuk menutupi kekurangan para sahabat-sahabat Rasulullah tersebut. Rasulullah SAW lantas bersabda, "Apakah kalian ingin aku jelaskan tentang sebuah perkara yang jika kalian lakukan itu kalian akan mencapai derajat orang-orang sebelum kalian dan kalian tidak akan pernah diikuti/dikejar oleh orang-orang setelah kalian dengan amalan itu. Kalian cukup bertasbih, bertahmid (membaca Alhamdulillah), bertakbir (membaca Allahuakbar), setelah sholat lima waktu 33 kali." Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab shahih.

Dengan demikian, Habib Ahmad mengatakan bahwa amalan itu sangat besar pahalanya seperti melaksanakan ibadah haji dan umrah, seperti berjihad dan bersedekah. Oleh karena itu, ia mengajak agar Muslim tidak pernah meninggalkan amalan dzikir dalam waktu yang sangat singkat, tetapi pahalanya luar biasa di sisi Allah SWT.

Keempat, sholat Subuh berjamaah lalu menunggu terbit matahari sambil berzikir dan melaksanakan sholat dua rakaat setelah waktunya tiba. Habib Ahmad mengatakan, seseorang yang pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat subuh lalu beri'tikaf di masjid sampai menunggu matahari terbit, kemudian melaksanakan sholat dua rakaat atau disebut sholat Isyroq.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang melakukan sholat subuh secara berjamaah, lalu dia duduk di tempatnya sholat, berdzikir dan melakukan amal kebaikan sampai terbit matahari, lalu setelah itu dia sholat dua rakaat, maka dia melaksanakan sholat dua rakaat itu dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah." Bahkan dalam riwayat yang lain, disebutkan orang tersebut akan mendapatkan pahala haji dan umrah yang sempurna.

Habib Ahmad menjelaskan, bahwa dalam i'tikaf itu diisi dengan kegiatan seperti mengikuti kajian, membaca Alquran atau berdzikir. Sementara itu, ia juga menjelaskan tentang waktu dari pelaksanaan sholat Isyroq.

Menurutnya, sholat Isyroq dilakukan bukan ketika terbit matahari. Karena ketika terbit matahari, haram untuk melaksanakan sholat. Karena itu, ia mengatakan bahwa sholat Isyroq dilakukan ketika matahari sudah naik setinggi tombak atau empat derajat menurut para ulama.

"Kebolehan untuk melaksanakan sholat setelah terbit matahari adalah ketika kurang lebih 16 menit setelah terbit matahari. Baik itu sholat Iysroq atau sholat Dhuha," lanjutnya.

Kelima, berbakti kepada orang tua. Suatu ketika datang seorang lelaki kepada Rasulullah SAW, dia mengatakan bahwa dia ingin sekali berjihad, tetapi dirinya tidak mampu. Habib Ahmad mengatakan, mungkin terdapat udzur dari orang tersebut, sehingga tidak bisa pergi berjihad. 

Lalu, Rasulullah SAW bertanya apakah ada orang tuanya yang masih hidup. Lelaki tersebut menjawab, "Ada ya Rasulullah, ibuku."

Rasulullah SAW kemudian berkata, "Kalau demikian, maka berbaktilah kepada ibumu itu, jika engkau melaksanakan itu berbakti kepada ibu atau ayahmu atau keduanya yang masih hidup, maka baktimu itu adalah seperti engkau melaksanakan haji dan umrah dan berjihad di jalan Allah."

Selain lima amalan tersebut, Habib Ahmad juga menuturkan soal amalan yang juga bisa memberikan pahala seperti haji. Namun, amalan ini memang agak sulit dilakukan.

Amalan tersebut di antaranya adalah melakukan ibadah umrah di bulan Ramadhan. Habib Ahmad mengatakan, seseorang yang melakukan umrah di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berhaji. Dalam sebuah riwayat dikatakan, seperti berhaji bersama Rasulullah SAW.

Selanjutnya, amalan lainnya yakni melaksanakan sholat di Masjid Quba. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang bersuci di rumahnya, lalu dia datang ke Masjid Quba (sekitar 3 km dari madinah), lalu dia sholat di dalamnya (sholat apa saja), maka orang yang melaksanakannya seperti melaksanakan umrah." Dengan demikian, pahala setara dengan berhaji tetap bisa didapatkan meskipun di tengah kondisi pandemi ini, umat Muslim tidak bisa melaksanakan ibadah haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement