Rabu 15 Jul 2020 14:15 WIB

UNS Kukuhkan Dua Guru Besar Secara Daring

Dua guru besar UNS berasal dari fakultas teknik dan ilmu budaya.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, menggelar sidang senat terbuka pengukuhan dua guru besar baru secara daring, Rabu (15/7).
Foto: Humas UNS
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, menggelar sidang senat terbuka pengukuhan dua guru besar baru secara daring, Rabu (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, menggelar sidang senat terbuka pengukuhan dua guru besar baru secara daring, Rabu (15/7). Keduanya yakni Tri Wiratno, sebagai guru besar di bidang Ilmu Linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Wahyudi Sutopo sebagai guru besar di bidang Ilmu Teknik Industri pada Fakultas Teknik (FT) UNS.

Tri Wiratno menjadi guru besar ke-222 UNS dan ke-25 FIB UNS. Dia menyampaikan pidato mengukuhan berjudul Menjalani dan Memaknai Hidup Melalui Teks dalam Perspektif Linguistik Sistemik Fungsional. Sedangkan Wahyudi Sutopo menjadi guru besar ke-223 UNS dan ke-14 FT UNS. Wahyudi menyampaikan pidato mengukuhan berjudul Tantangan dan Solusi Komersialisasi Inovasi Baterai Lithium.

Baca Juga

Dalam sambutannya, Rektor UNS, Jamal Wiwoho, mengatakan, kehadiran dua guru besar baru tersebut akan menambah pundi-pundi jumlah guru besar UNS menjadi 223 orang. Sebanyak 124 orang di antaranya merupakan guru besar aktif, purnatugas 63 orang, dan 36 orang wafat.

"Saya bangga dengan lahirnya guru besar baru UNS, karena kehadiran beliau berdua tentu akan memberikan angin segar berupa penguatan bidang riset dan inovasi yang merupakan salah satu garda utama menyongsong langkah UNS mewujudkan mimpi besarnya masuk dalam 500 ranking dunia," kata Jamal.

Menurut Jamal, saat ini manusia hidup di alam disruptif yang disebabkan oleh serangan kemajuan teknologi informasi dan serangan wabah Covid-19. Dua hal tersebut menjadi sebuah fenomena alam yang harus dihadapi bersama karena akan berdampak pada perubahan tatanan kehidupan manusia di dunia.

"Mereka sejatinya adalah ilmuwan yang mengajar. Sehingga pantas baginya disebut juga sebagai insan cendekia penggerak inovasi dan perubahan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement