Rabu 15 Jul 2020 07:59 WIB

Di Tengah Pandemi, Ekspor Indonesia ke Swiss Melejit

Ekspor Indonesia ke Swiss periode Januari hingga Mei 2020 meningkat 284 persen

Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad menyatakan lima bulan pertama tahun 2020 yaitu Januari – Mei 2020 ekspor Indonesia naik sebesar 284 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Foto: OJK
Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad menyatakan lima bulan pertama tahun 2020 yaitu Januari – Mei 2020 ekspor Indonesia naik sebesar 284 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sementara banyak negara yang menurunkan volume ekspor impornya karena perhatian terpusat pada penanganan Covid 19, ekspor Indonesia ke Swiss malah melonjak tajam. Dalam lima bulan pertama tahun 2020 yaitu Januari – Mei 2020 ekspor Indonesia naik sebesar 284 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. 

Data Swiss Federal Customs Administration menunjukkan bahwa peningkatan terbesar terjadi dalam bulan April dan Mei 2020 dengan peningkatan ekspor Indonesia sebesar 670 persen untuk April dan 404 persen untuk Mei 2020 dibandingkan bulan yang sama tahun 2019. Kopi dan minyak atsiri adalah diantara produk Indonesia yang mengalami kenaikan lumayan besar. 

Kenaikan ekspor Indonesia ke Swiss terbesar terjadi dalam bulan Maret 2020 bila dibandingkan bulan sebelumnya yaitu untuk produk tekstil rajutan, kopi, suku cadang mesin, mebel, minyak atsiri dan kimia organik. Namun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekspor Indonesia ke Swiss yang memiliki trend meningkat adalah logam mulia, alas kaki, kopi, mebel, suku cadang mesin dan minyak atsiri.

photo
Ekspor Indonesia ke Swiss periode Januari hingga Mei 2020 meningkat 284 persen - (istimewa)

Komoditi dengan kode HS 7108 yaitu emas menyumbangkan nilai terbesar dalam ekspor Indonesia ke Swiss. Walaupun terjadi naik turun dalam nilai ekspor emas Indonesia ke Swiss dalam lima bulan terakhir, namun angka nilai ekspornya menunjukkan trend meningkat. Bila dibandingkan periode yang sama tahun 2019, ekspor logam mulia Indonesia ke Swiss dalam lima bulan pertama 2020 naik 198 persen. 

Duta Besar RI Bern Muliaman Hadad menyatakan bahwa kenaikan ekspor beberapa produk unggulan Indonesia merupakan buah dari berbagai upaya kerjasama promosi ekonomi Indonesia yang dilakukan secara intensif di Swiss. Kopi dan minyak atsiri adalah produk unggulan Indonesia dalam ekspor ke Swiss selain emas.

Namun kenaikan ekspor Indonesia ke Swiss di masa pandemi Covid 19 ini memang cukup besar nilainya. “Nilai ekspor Indonesia ke Swiss dalam lima bulan pertama 2020 ini mencapai lebih dari USD 1 milyar lebih besar dari nilai ekspor Indonesia ke Swiss untuk setahun pada 2019 yang hanya 988 juta dolar AS” ujar Muliaman. 

Sementara itu impor Indonesia dari Swiss juga mengalami peningkatan dalam lima bulan pertama 2020. Data Swiss Federal Customs Administration menyatakan nilai impor Indonesia pada Januari-Mei 2020 mencapai 308 juta dolar AS dengan peningkatan 74 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. 

Impor produk farmasi adalah salah satu sektor yang meningkat antara lain karena upaya mengatasi penyebaran Covid 19 di Indonesia. Selain itu mesin turbin, suku cadang dan perlengkapan elektronik dan kimia organik, instrumen optik juga memiliki angka yang lumayan tinggi. “Dalam lima bulan pertama 2020 ini kita surplus sebesar 721 juta dolar AS” ujar Dubes Muliaman. 

Duta Besar Muliaman menyatakan bahwa ini pertanda baik karena pandemi Covid 19 tidak menghalangi peningkatan ekspor Indonesia ke Swiss. Dari data diatas, terdapat peluang yang semakin luas bagi produk Indonesia seperti kopi, minyak atsiri, alas kaki untuk dapat terus ditingkatkan ekspornya ke Swiss. 

Swiss adalah negara berorientasi ekspor, oleh sebab itu perdagangan luar negeri menjadi bagian penting dalam pemulihan ekonomi Swiss akibat dampak pandemi Covid 19. ”Ini kesempatan kita untuk memanfaatkan peluang ini karena rantai pasok dari sumber lain mungkin terganggu akibat pandemi” papar Muliaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement