Rabu 15 Jul 2020 07:09 WIB

Dokter Brasil Siap Jadi Relawan Riset Vaksin Covid-19

Para sukarelawan vaksin Covid-19 di Brasil akan dimonitor selama satu tahun

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Vaksin (ilustrasi). Para sukarelawan vaksin Covid-19 di Brasil akan dimonitor selama satu tahun.
Foto: AP Photo/LM Otero
Vaksin (ilustrasi). Para sukarelawan vaksin Covid-19 di Brasil akan dimonitor selama satu tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO --Luiz Augusto Rizzo memang bukan pakar penyakit menular, tapi turut berperan dalam penelitian ilmiah yang paling penting di dunia saat ini. Dokter bedah berusia 29 tahun itu salah satu sukarelawan penelitian vaksin Covid-19.

Rizzo adalah salah satu dari 2.000 sukarelawan di Sao Paulo, Brasil yang mengikuti uji coba vaksin eksperimen Covid-19 yang dikembangkan peneliti dari University of Oxford dan perusahaan obat AstraZeneca Plc. Vaksin ini memiliki harapan yang paling cerah dibandingkan calon-calon vaksin lainnya.

Baca Juga

Para pengembang dan peneliti mencari tempat-tempat seperti Brasil untuk menguji vaksin potensial. Sebab penyebaran virus corona di negara Amerika Latin itu masih berlangsung sangat cepat.

Dengan 1,9 juta kasus infeksi, Brasil berada di peringkat kedua dengan jumlah kasus virus corona terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Total kasus kematian terkait Covid-19 di Brasil mencapai 72 ribu lebih. "Mereka membutuhkan rakyat," kata Rizzo, Selasa (14/7).

Rekannya di rumah sakit tempat ia bekerja menjelaskan pentingnya uji coba vaksin. Rekannya itu adalah pakar penyakit menular.

"(Vaksin) mungkin tidak akan menyembuhkan, mereka mengatakan satu-satunya cara (mengalahkan virus) adalah dengan vaksin, dan Anda harus melakukan uji coba. Anda perlu memaksimalkan mereka yang sehat, mampu mencentang semua kotak yang diperlukan untuk berpartisipasi,” katanya.

Sejak awal bulan ini uji coba tahap III yang melibatkan ribuan sukarelawan di Brasil sudah dimulai. Sukarelawan harus mencatat suhu tubuh mereka satu kali setiap hari, mengisi catatan harian tentang kondisi kesehatan mereka, dan melakukan konsultasi secara berkala.

Para sukarelawan yang akan dimonitor selama satu tahun tidak tahu mereka diberi vaksin atau placebo. Dokter hematologi Vinicius Moll yang sering melakukan penelitian klinis di bidangnya juga ingin membantu.

"Saya melakukan uji coba klinis, saya tahu sulitnya mendapatkan sukarelawan untuk berpartisipasi," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement