Rabu 15 Jul 2020 00:44 WIB

Disdik DKI Janji Bayar Uang Pangkal Sekolah Swasta Siswa KJP

BMPS sebut Disdik DKI janjikan solusi untuk uang pangkal siswa KJP di sekolah swasta.

Masa pengenalan sekolah secara virtual pada hari pertama sekolah di MTs Annajah, Jakarta, Senin (13/3). Disdik DKI Jakarta menyebut siswa pemilik Kartu Jakarta Pintar bisa meneruskan pendidikan di sekolah swasta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Masa pengenalan sekolah secara virtual pada hari pertama sekolah di MTs Annajah, Jakarta, Senin (13/3). Disdik DKI Jakarta menyebut siswa pemilik Kartu Jakarta Pintar bisa meneruskan pendidikan di sekolah swasta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) DKI Jakarta menyebut, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menjanjikan solusi uang pangkal bagi siswa tidak mampu dan tak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 untuk meneruskan pendidikan di sekolah swasta. Untuk sementara, sekolah swasta diminta menerima siswa tersebut tanpa memungut uang pangkal.

"Untuk uang pangkal, Bu Nahdiana (Kadisdik DKI Jakarta) waktu rapat dengan kami, dia bilang, Pak Imam tolong ngutang dulu deh uang pangkalnya. Bu Nahdiana janji enam bulan atau satu semester, nanti ada solusi," kata Ketua Umum BMPS DKI Jakarta Imam Parikesit di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Imam mengatakan, untuk gaji guru di sekolah swasta akan dibayarkan dari dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang ditransfer oleh Pemprov DKI Jakarta. Namun, untuk uang pangkal, menurut dia, tidak harus dibayar di awal sehingga bisa dicicil selama pelajar mengikuti kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di sekolah swasta.

"Kami percaya sama Dinas Pendidikan, kalau nggak begitu, malah nggak ada solusi dong. Nanti dibebankan kepada pemerintah dan Dinas Pendidikan akan mencari solusi minta waktu enam bulan," ucap Imam.

Imam mengatakan, hingga kini, BMPS dan Disdik DKI masih mendata peserta didik yang tidak mampu dan bersekolah di sekolah.

"Ini buat pelajar yang tidak diterima di sekolah negeri, karena kalau pelajar yang sudah masuk atau bayar uang pangkal, sudah dong. Nanti kita ketemu sekali lagi untuk cocokkan data dan kita cari itu anak," ucapnya.

Sementara Kadisdik DKI Jakarta Nahdiana saat rapat kerja dengan komisi E DPRD DKI Jakarta, mengaku saat ini pihaknya masih mendata peserta didik, terutama pemegang Kartu Jakarta Pintar yang tidak diterima di sekolah negeri. Ia mengatakan, pemerintah daerah tidak ingin ada anak-anak di Ibu Kota yang tertahan mendapat pendidikan karena persoalan ekonomi.

"Ini yang sedang kami sasar, dari sistem itu mereka yang tidak diterima di sekolah negeri," ujar Nahdiana.

Selain berkoordinasi dengan BMPS DKI Jakarta, Nahdiana mengatakan. DKI juga berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) yang juga sebagai langkah untuk membantu menampung anak-anak di madrasah ibtidaiyah negeri (tingkat SD), madrasah tsanawiyah negeri (tingkat SMP), dan madrasah aliyah negeri (tingkat SMA/SMK).

"Kami juga saat ini sedang berkoordinasi dengan Kemenag, bisa saja anak-anak ini (yang tidak lolos di sekolah negeri) dapat diterima di sekolah-sekolah di bawah Kemenag, ini yang sedang kami cari (peserta didiknya)," ucap dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement