Selasa 14 Jul 2020 21:39 WIB

Sebagian Santri di Purwakarta Mulai Belajar ke Pesantren

Kegiatan belajar santri di Purwakarta tergantung kesiapan pesantren

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah santri yang mengenakan masker memasuki ruangan kelas (ilustrasi). Sejumlah pondok pesantren di Purwakarta sudah mulai menerima kedatangan santrinya. Para santri ini mulai belajar dan menginap di pondok di tengah masa Pandemi Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) ini.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah santri yang mengenakan masker memasuki ruangan kelas (ilustrasi). Sejumlah pondok pesantren di Purwakarta sudah mulai menerima kedatangan santrinya. Para santri ini mulai belajar dan menginap di pondok di tengah masa Pandemi Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) ini.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Sejumlah pondok pesantren di Purwakarta sudah mulai menerima kedatangan santrinya. Para santri ini mulai belajar dan menginap di pondok di tengah masa Pandemi Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) ini.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta Tedi Ahmad Junaedi mengatakan beberapa pesantren mulai proses belajar para santrinya. Pesantren ini melapor kepada Kementerian Agama sebagai lembaga yang menaungi KBM di pondok pesantren dan madrasah.

“Secara formal memang ada yang pemberitahuan seperti Al Hikamussalafiyah Cipulus dan itu sudah diterapkan protkol kesehatannya,” kata Tedi kepada Republika.co.id, Selasa (14/7).

Menurutnya sejumlah pesantren ada yang baru menerima pengurus dan gurunya saja di pondok, adapula yang beserta santrinya. Kondisi ini tergantung masing-masing kesiapan pondok pesantren dalam penerapan standar protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Meski demikian, katanya, pesantren ini hanya menjalani kegiatan belajar mengajar non formal seperti mengaji. Sementara KBM di sekolah belum dilaksanakan.

“Tidak ada belajar di kelas sekolah karena belum dibuka kegiatan di sekolah,” ujarnya. 

Menurutnya, untuk pesantren yang diperbolehkan menerima santri kembali bermukim telah mendapat izin dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Menurutnya gugus tugas juga melakukn pengawasan kepada pesantren yang telah menerima santri.

“Kita juga masih menunggu kebijakan pemrintah daerah. Sebab amanat dari surat edaran pusat untuk pendidikan formal mengikuti kebijakan daerah makanya kita tunggu keputusan pemerintah bagaiana ke depannya,” tuturnya.

Sementara itu di tempat berbeda, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan KBM siswa dan siswi di Purwakarta masih dilakukan belajar dari rumah. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk pendidikan di madrasah dan pondok pesantren.

Menurut Anne, pihaknya masih menunggu kebijakan Pemprov Jawa Barat terkait pelaksanaan KBM di pesantren. Meskipun beberapa pesantren sudah mulai menerima santri kembali belajar dan tinggal di lingkungan pondok.

”Kita ada komitmen terakhir evaluasi gubernur minggu ini kalau melihat Purwakarta masih zona biru maka pesantren bisa mengakomodir 30 persen daripada santrinya. Tapi kalau berubah lagi jadi zona kuning maka diharapkan komitmen dan kerjasma untuk semua pihak. Jangan dulu ada kegiatan belajar tatap muka,” tutur Anne.

Ia juga berpesan pada Dinas Pendidikan agar KBM di tengah Pandemi Covid-19 ini harus menjadi perhatian serius. Terutama kesiapak sarana dan prasarana siswa dalam belajar secara daring. Diharapkan proses pembelajaran ini tidak menerapkan dan siswa bisa mendapatkan hak pendidikannya meski tidak belajar secara tatap muka di sekolah.

Dinas Pendidikan belum mengeluarkan izin bagi seluruh sekolah memulai kembali kelas di sekolah mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA. Karena saat ini Purwakarta masih dalam kategori zona biru dan ada pasien positif Covid-19. Siswa masih belajar di rumah guna mencegah penyebaran virus corona. 

Apalagi anak-anak menjadi salah satu yang rentan terpapar virus yang pertama ditemukan di Wuhan tersebut. Sehingga diambil kebijakan belum ada kelas di sekolah selama Pandemi Covid-19 ini.

Pimpinan Pondok Pesantren Al Muhajirin Purwakarta KH Abun Bunyamin mengatakan pihaknya sudah menerima santri tinggal di lingkungan pondok dalam tahun ajaran baru 2020 ini. Para santri mulai mengikuti pembelajaran non formal di lingkungan ponpes.

“Iya sudah mulai masuk dengan protokol kesehatan,” kata Kyai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement