Selasa 14 Jul 2020 19:10 WIB

Penyakit yang Menyerang Jamaah Haji dan Cara Mengobatinya

Jamaah haji yang menderita penyakit kencing manis harus rutin berkonsultasi ke dokter

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Penyakit yang Menyerang Jamaah Haji dan Cara Mengobatinya (ilustrasi)
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Penyakit yang Menyerang Jamaah Haji dan Cara Mengobatinya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan merelease ada sekitar sembilan penyakit yang sering diderita oleh jamaah haji. Sembilan penyakit ini ditulis Pusat Kesehatan Haji  dalam buku Materi Manasik Kesehatan.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka di beberapa kesempatannya sering mengatakan, bahwa sebagian besar jamaah haji Indonesia merupakan jamaah dengan usia lanjut dan memiliki berbagai penyakit kronis yang serius atau resiko tinggi (Risti). Penyakit-penyakit ini direlease agar jamaah  yang memiliki penyakit itu mengetahui bagaimana cara mengobatinya.

Penyakit-penyakit tersebut antara lain:

1. Penyakit kencing manis (Diabetes/DM). 

 

Gejala-gejala penyakit kencing manis adalah badan lemas, mata berkunang-kunang, sering mengantuk, keluar keringat dingin, banyak makan, banyak minum, dan sering kencing.

Menurut Eka, bagi jamaah haji yang menderita penyakit kencing manis harus rutin berkonsultasi dengan dokter (dianjurkan tiga kali seminggu, terutama saat di Arab Saudi) dan meminum obat sesuai anjuran dokter. Lakukan pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) secara rutin (dua kali dalam seminggu), makan dan minum yang cukup dan bergizi, dan beristirahat/tidur yang cukup (6-8 jam perhari). "Semua itu dilakukan agar terhindar dari kelelahan dan stres," katanya.

2. Penyakit darah tinggi (Hipertensi).

Jamaah Haji yang memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dikelompokan sebagai jamaah haji dengan penyakit hipertensi atau darah tinggi. Pada sebagian orang, penyakit

darah tinggi sering tidak bergejala. Namun secara umum, gejala penyakit hipertensi adalah sakit kepala dibagian tengkuk, telinga berdengung, dan jantung berdebar-debar. 

"Salah satu pemicu terjadinya hipertensi adalah kurangnya istirahat atau kurang tidur," katanya.

Bagi jmaah haji yang mengalami penyakit hipertensi harus segera berkonsultasi dengan dokter (tiga kali seminggu ke dokter kloter), minum obat hipertensi secara teratur, istirahat yang cukup (6-8 jam), dan menghindari lelah. Jamaah haji yang memiliki penyakit hipertensi agar membatasi makan yang asin, hindari stress, dan berhenti merokok. "Jamaah haji dianjurkan makan buah dan sayur yang cukup dan menghindari minuman bersoda," katanya.

3. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Artinya yang dimaksud penyakit jantung koroner adalah tersumbatnya pembuluh darah jantung karena penimbunan lemak. Faktor risiko atau hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner adalah tekanan darah tinggi, obesitas/kegemukan, kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), diabetes melitus, merokok, kurang gerak atau kurang olahraga/aktivitas fisik, serta Jemaah Haji dengan usia lanjut. 

Menurut Eka, jamaah haji dengan PJK kadangkala tidak memiliki gejala apa-apa. Gejala PJK di antaranya adalah sering merasa cepat lelah dan mengalami sesak napas ketika beraktivitas, nyeri dada kiri yang menjalar ke lengan, atau rasa panas di ulu hati. 

Untuk itu jamaah haji dengan PJK harus rutin berkonsultasi dengan dokter (tiga kali seminggu ke dokter kloter), minum obat teratur, istirahat yang cukup (6-8 jam), menghindari lelah, mengkonsumsi makanan sehat (perbanyak sayur dan buah), hindari stres, dan berhenti merokok.

4. Penyakit Payah Jantung.

Penyakit payah jantung adalah penyakit dimana jantung tidak mampu untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi. Faktor risiko atau hal-hal yang dapat menyebabkan timbulnya atau memperberat penyakit payah jantung adalah jamaah jaji dengan penyakit hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, perokok, dan jamaah haji dengan nilai kolesterol tinggi. 

Gejala penyakit payah jantung adalah jika jamaah haji berjalan akan terasa sesak, mudah lelah, mudah gelisah dan cemas, serta kaki bengkak. Jamaah haji dengan penyakit payah jantung harus rutin berkonsultasi dengan dokter, minum obat sesuai anjuran, istirahat yang cukup (6-8 jam), dan menghindari stres. 

Jamaah haji dengan penyakit ini dituntut untuk memiliki gaya hidup sehat, mengkonsumsi makanan sehat (perbanyak makan sayur dan buah-buahan), hindari aktivitas yang berlebihan, dan jangan merokok.

5. Penyakit Paru Menahun (PPM).

Penyakit Paru Menahun (PPM) adalah penyakit paru yang telah berlangsung lama/menahun yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif/cepat. Faktor risiko dari penyakit paru menahun adalah kebiasaan merokok, debu& bahan kimia (alergen), polusi udara, dan infeksi paru berulang. 

Gejala penyakit paru menahun antara lain batuk berdahak dan sesak napas terutama bila beraktivitas. Penderita PPM akan mengalami sesak napas yang semakin lama semakin bertambah berat. Penyakit ini sering meningkat/timbul pada usia di atas 40 tahun.

Jamaah haji dengan PPM umumnya adalah perokok. Jemaah haji dengan PPM harus berkonsultasi ke dokter secara teratur, minum obat sesuai anjuran, istirahat yang cukup (6-8 jam), hindari kegiatan yang melelahkan, membiasakan gaya hidup sehat, konsumsi makanan sehat (perbanyak sayur dan buah-buahan), hindari stres, jangan merokok, serta gunakan selalu masker saat berada di Arab Saudi untuk menghindari debu sebagai penyebab kambuhnya penyakit ini.

6. Gangguan Stress.

Gangguan stres adalah gangguan perasaan saat menghadapi stressor (pemicu stres) baik yang bersifat fisik, mental, maupun spiritual. Pemicu stres jamaah haji di Arab Saudi antara lain situasi baru, lautan manusia, beda budaya dan kebiasaan, perbedaan cuaca yang mencolok/ekstrim, letak pondokan/hotel yang jauh dari Masjidil Haram, naik turun kendaraan umum (bus pengangkut jamaah haji), kegiatan fisik yang sangat padat, terpisah dari rombongan dan keluarga, serta mengalami antrian yang panjang dan berdesak-desakan. 

Menurut Eka, beberapa gejala yang sering muncul pada jamaah haji yang mengalami stress antara lain adalah cemas, takut, sedih, bingung, berdebar-debar, sulit tidur, tidak semangat, mudah tersinggung, mudah marah, kecewa, jengkel, merasa tidak berdaya, ragu-ragu, curiga atau menyendiri. 

"Jamaah Haji yang mengalami gangguan stress umumnya mengalami perubahan perilaku," katanya.

Menurut Eka, Cara yang perlu dilakukan oleh jamaah haji agar terhindar dari stress antara lain dengan istirahat yang cukup, senantiasa bersikap ikhlas, selalu optimis, berpikir positif, melakukan gaya hidup sehat, memiliki teman cerita, dan menjaga perasaan agar selalu gembira misalnya dengan bercanda dan tertawa tidak berlebihan. "Jika jamaah haaji mengalami stress agar segera berkonsultasi ke dokter," katanya.

7. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

ISPA adalah penyakit batuk yang ditandai dengan napas cepat dan sesak napas. Gejalanya adalah batuk terus menerus, nyeri tenggorokan, dan demam. Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi ISPA adalah menggunakan masker yang dibasahi,

minum air yang cukup dan sesering mungkin agar saluran pernafasan dan sekitarnya tetap lembab, hindari kontak dengan penderita batuk, kunjungi dokter bila batuk.

8. Diare.

Diare adalah penyakit dengan ditandai dengan buang air besar (BAB) yang frekuensinya lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Pada umumnya diare terjadi karena makanan yang dikonsumsi atau alat makan yang digunakan tercemar virus atau bakteri.

Gejala penyakit diare antara lain sakit perut, mulas, buang air besar sering dan encer (lebih dari 3 kali per-hari), lemas, mual, dan pusing. Diare dapat dicegah melalui cuci tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum makan atau sesudah melakukan aktivitas termasuk BAB, dan menghindari makan makanan yang pedas dan asam. 

Jamaah Haji harus hati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Segera konsumsi makanan yang disediakan agar tidak kadaluarsa (tidak boleh lebih dari 4 jam). Untuk menjaga kebersihan, maka Jemaah Haji harus membuang sampah di tempat sampah.

9. Kelelahan.

Kelelahan merupakan kondisi yang ditandai oleh adanya keletihan, kejenuhan, ketegangan otot, serta perubahan dalam kebiasaan makan dan tidur. Untuk mencegah terjadinya kelelahan, maka Jemaah Haji harus istirahat/tidur yang cukup (6 – 8 Jam setiap hari).

Kurangi kegiatan yang tidak perlu dan banyak menguras tenaga. Persiapkan fisik untuk kegiatan ibadah haji pada Armina (saat wukuf dan melontar jumarat). Bila jamaah haaji lelah sebaiknya jangan memaksakan diri melaksanakan kegiatan ibadah yang bukan rukun dan/atau wajib haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement