Selasa 14 Jul 2020 12:42 WIB

Guru di Tangsel Diminta Home Visit Bantu Siswa tanpa Gawai

Keterbatasan gawai jadi alasan tidak semua siswa Tangsel bisa ikut PJJ.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Indira Rezkisari
Keterbatasan gawai membuat tidak semua siswa di Tangsel bisa mengikuti PJJ. Guru diminta melakukan kunjungan ke rumah atau home visit agar semua murid tetap bisa belajar.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Keterbatasan gawai membuat tidak semua siswa di Tangsel bisa mengikuti PJJ. Guru diminta melakukan kunjungan ke rumah atau home visit agar semua murid tetap bisa belajar.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) meminta sekolah mengirimkan guru ke rumah siswa selama pembelajaran jarak jauh atau belajar daring. Guru bisa melakukan kunjungan ke rumah siswa yang tidak memiliki gawai sebagai alat penunjang belajar jarak jauh.

Kepala Disdikbud Tangsel, Taryono, mengatakan tidak semua siswa bisa mengikuti sistem pembelajaran jauh. Alasannya masih banyak siswa yang memang tak memiliki gawai. Untuk mengatasi hal tersebut, teknis home visit diserahkan langsung ke sekolah masing-masing.

Baca Juga

“Konsepnya guru dari masing-masing sekolah datang ke rumah siswa atau home visit, ke rumah siswa yang tidak memiliki gawai. Di sana mereka memberikan materi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” jelas Taryono, Selasa (14/7).

Disdik masih terus mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sehingga nantinya para siswa bisa mudah belajar dengan menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Sebab di masa pandemi seperti ini, proses belajar tatap muka ditiadakan dan diganti belajar jarak jauh, mengingat penyebaran virus Corona masih terus jadi.

Mengawali tahun ajaran baru tahun 2020/2021 ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel juga melaksanakan pengenalan lingkungan sekolah (PLS) secara daring. Pelaksanaan kegiatan PLS dilakukan selama tiga hari, yakni pada tanggal 13 sampai dengan 15 Juli 2020.

Hanya para guru dan petugas upacara yang diperkenankan datang ke sekolah. "Pada masa pandemi Covid-19, kesehatan dan keselamatan peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan adalah yang paling utama," kata Taryono.

Taryono melanjutkan, kegiatan orientasi siswa ini dilakukan seperti biasanya kebanyakan siswa baru saat memasuki sekolah. Para siswa lengkap dengan mengenakan baju seragam sekolah asal. Hanya saja kegiatan orientasi tersebut dilakukan di rumah masing-masing.

“Hanya petugas upacara dan guru yang hadir di sekolah, dengan memenuhi protokol kesehatan. Sedangkan siswa baru peserta PLS memakai seragam sekolah asal, dan tetap berada di rumah masing-masing," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement