Selasa 14 Jul 2020 08:44 WIB

BNI Catat Bisnis Internasional Capai Rp 62 Triliun

Dalam lima tahun terakhir, BNI mencatat pertumbuhan international funding 27 persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menjadi source of international funding bagi pengembangan bisnis perusahaan Indonesia di luar negeri. Pencapaian ini mampu mendongkrak pertumbuhan ekspor Indonesia.
Foto: ANTARA/IRWANSYAH PUTRA
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menjadi source of international funding bagi pengembangan bisnis perusahaan Indonesia di luar negeri. Pencapaian ini mampu mendongkrak pertumbuhan ekspor Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menjadi source of international funding bagi pengembangan bisnis perusahaan Indonesia di luar negeri. Pencapaian ini mampu mendongkrak pertumbuhan ekspor Indonesia. 

Direktur Terasury dan Internasional BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan pendanaan untuk bisnis internasional yang dapat dihimpun sebesar Rp 62 triliun pada semester I 2020. "Dalam lima tahun terakhir, BNI mencatatkan pertumbuhan international funding sebesar 27,7 persen per tahun (Compounded Annual Growth Rate/CAGR)," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (14/7).

Menurutnya pendanaan internasional BNI bersumber dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) para nasabah Kantor BNI Cabang Luar Negeri (KCLN) di enam negara, juga berasal dari kemampuan BNI dalam mengoptimalkan kerja sama dengan lebih dari 1.300 bank koresponden di seluruh dunia. Bank-bank koresponden tersebut membantu BNI dalam menghimpun pendanaan nonkonvensional.

"Kerja sama dengan bank-bank koresponden tersebut antara lain dalam bentuk pendanaan Club Deal senilai 500 juta dolar AS antara BNI KCLN London dengan beberapa bank di Eropa & Asia. KCLN juga memperoleh fasilitas pendanaan Bankers' Acceptance, yaitu pendanaan dengan berbasis transaksi Trade Finance, dari bank-bank koresponden di negara dimana KCLN tersebut berada," ucapnya.

Selain itu, BNI melalui unit International Desk dan KCLN Tokyo memiliki kerja sama dengan 54 Japan Regional Bank (JRB). Dalam kerja sama tersebut JRB melakukan penempatan dana di KCLN Tokyo untuk selanjutnya dipergunakan dalam mendanai perusahaan Jepang yang berinvestasi di Indonesia.

KCLN Singapore, Hong Kong dan New York juga menjadi anggota (direct participant) dari sistem kliring mata uang SGD, HKD, CNY dan USD. Hal ini membuat BNI mampu menjadi depository correspondent dan memberikan fasilitas pembayaran lintas negara (cross border payment) bagi bank-bank devisa di Indonesia serta dapat menampung dana valuta asing bagi perbankan Indonesia tersebut.

Khusus KCLN New York juga mencatatkan diri sebagai bank pertama dari Indonesia yang menerbitkan Sertifikat Deposito (Certificate of Deposit/CD) Global dengan diluncurkannya program Global CD senilai 1 miliar dolar AS pada 2020. Program Global CD ini ditujukan kepada investor non-bank, sehingga dana yang diperoleh masuk dalam kategori DPK.

Selain untuk diversifikasi sumber pendanaan bagi BNI, program Global CD juga dapat meningkatkan basis konsumen (customer based) KCLN. Ke depannya strategi pendanaan di KCLN akan mengutamakan pertumbuhan DPK dengan tetap memperhatikan ketentuan perbankan yang berlaku di Indonesia antara lain terkait Utang Luar Negeri (ULN) Jangka Pendek.

"Adapun strategi pendanaan nonkonvensional akan dilakukan dengan melihat perkembangan kredit dan DPK serta dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement