Sabtu 11 Jul 2020 17:03 WIB

Gus Menteri Ungkap Rencana Besar Desa Hadapi Tatanan Baru

Rencana besar desa merupakan bagian dari orasi ilmiah Mendes Abdul Halim Iskandar

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar menyampaikan orasi ilmiah saat penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta di Yogyakarta, Sabtu (11/7). Pemberian gelar Doktor Honoris Causa ini kepada Mendes atas peran mengembangkan desa. Sejak duduk di DPRD hingga menjadi menteri.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar menyampaikan orasi ilmiah saat penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta di Yogyakarta, Sabtu (11/7). Pemberian gelar Doktor Honoris Causa ini kepada Mendes atas peran mengembangkan desa. Sejak duduk di DPRD hingga menjadi menteri.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, resmi dianugerakan doktor honoris causa dari Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam orasi ilmiahnya, Halim mengungkapkan rencana besarnya untuk desa-desa menghadapi tatanan baru.

Halim menyebutnya sebagai kebijakan desa mutakhir, yang disusun terkait erat kondisi nasional hari ini, terutama pandemi Covid-19. Permendes PDTT Nomor 7 Tahun 2020 akan memprioritaskan dana desa untuk jaring pengaman sosial (JPS).

"Ada Padat Karya Tunai Dana Desa (PKTD), Desa Tanggap Covid-19, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa," kata Halim yang sering kali disapa Gus Menteri di Auditorium UNY, Sabtu (11/7).

Ia menerangkan, PKTD disusun ulang guna menurunkan kemiskinan perdesaan secara signifikan. Menurut Halim, PKTD telah membantu pengangguran yang kembali ke desa, sekaligus amunisi menjelang rebound ekonomi desa.

Dimulai desa wisata, produksi pertanian, diikuti sektor ekonomi lainnya. Desa Tanggap Covid-19 membentuk Relawan Desa Lawan Covid-19 di 64.793 desa, cakup 1,87 juta relawan, mendata 119.27 warga rentan dan penerima BLT Dana Desa.

"Hasilnya teruji efektif, dari 62.142 orang positif Covid-19 pada 4 Juli 2020 hanya 909 orang yang berasal dari desa, dan hingga 4 Juli 2020 Rp 8,3 triliun BLT Dana Desa telah disalurkan," ujar Halim.

Bulan pertama tersalur di 71.395 desa, mencakup 7,59 juta keluarga penerima manfaat dengan nilai bantuan Rp 4,56 triliun. Bulan kedua di 49.137 desa, mencakup 4.952.952 keluarga penerima manfaat dengan nilai Rp 2,9 triliun.

Bulan ketiga di 13.822 desa, cakup 1.252.703 keluarga dengan nilai Rp 752 miliar. Menurut Halim, mendukung desa raih rebound ekonomi tahun depan mereka sedang mempersiapkan permen soal prioritas penggunaan dana desa untuk 2020.

Berbasis data informasi yang dikumpulkan dari tingkat desa, dana desa dipakai fokus penyediaan prasarana daerah yang belum berlistrik dan berinternet. Jadi berdasar potensi, prioritas dana penuhi kebutuhan dasar dan jalankan ekonomi.

"Seluruh prioritas penggunaan dana desa 2020 diarahkan untuk memenuhi tujuan

pembangunan berkelanjutan," kata Doktor Honoris Causa UNY bidang manajemen pemberdayaan masyarakat tersebut.

Penganugerahan kepada Abdul Halim Iskandar sendiri dipromotori Prof. Yoyon Suryono dan Prof. Sugiyono. Pada kesempatan itu, Rektor UNY, Prof Sutrisna Wibawa berharap, ini semakin kukuhkan sinergi PT dan Kementerian Desa PDTT.

"Desa yang kuat akan menguatkan Indonesia, keyakinan yang terus dikuatkan Abdul Halim Iskandar dalam praksis kebijakan dan layak dianugerahi doktor honoris causa bidang manajemen pemberdayaan masyarakat," ujar Sutrisna.

Menurut Sutrisna, paradigma ini menjadi semakin penting, terlebih di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang sedang dihadapi. Kunci kesuksesan desa ada pada pemerintah desa dan masyarakat desa yang menyejahterakan desa dan bangsa.

Ia menekankan, program-program desa untuk warga bertujuan untuk memberdayakan warga melalui organisasi desa menjadi maju. UNY sendiri telah menginisiasi pula kampus desa, baik secara fisik maupun pendampingan kepada desa-desa.

"Yaitu, dengan membuka program vokasi di Kulonprogo dan Gunungkidul," kata Sutrisna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement