Sabtu 11 Jul 2020 09:19 WIB

Menurut Moeldoko, Ini 3 Strategi Pembelajaran Jarak Jauh

Strategi pembelajaran jarak jauh di antaranya goals atau tujuan yang akan dicapai.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan tiga strategi utama dalam menghadapi transformasi pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran pada era digital. "Tiga strategi prioritas tersebut adalah goals, ways dan means," kata Moeldoko seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (10/7).

Moeldoko mengutarakan hal itu dalam acara The 7th Knowledge Sharing Forum (KSF) Universitas Terbuka 2020 bertema “Transformasi Masyarakat Digital dan Strategi Meningkatkan Student Engagement dalam Pembelajaran Online”. 

Baca Juga

Dia menjelaskan goals atau tujuan yang akan dicapai berupa optimalisasi pembelajaran secara daring. Pembelajaran online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien.

Kemudian ways, yakni berupa metode atau cara yang dilakukan harus tepat, benar dan tidak bias. Cara komunikasi perlu menyesuaikan gaya generasi muda. 

Demikian juga cara berpikir harus menyesuaikan dengan kalangan milenial. “Cara komunikasi, gaya bahasa, berpikir dan visual sekarang ini berubah,” ujar Moeldoko.

Selanjutnya, means dalam arti bagaimana mengurangi digital gap yang saat ini masih terjadi. Indonesia terdiri dari lebih 17 ribu pulau, ada wilayah yang secara infrastruktur teknologi komunikasinya sudah maju, namun ada pula yang masih miskin.

“Jangan sampai akses teknologi informasi hanya terjadi di Pulau Jawa. Banyak daerah yang masih miskin infrastruktur komunikasi. Karena itu, perlu diupayakan pemerataan akses internet,” papar Moeldoko yang juga ketua umum Ikatan Alumni Universitas Terbuka.

Meldoko menegaskan berbagai perubahan terjadi dan tak bisa dihindari. Indonesia harus mampu beradaptasi dan bergerak cepat menghadapi berbagai tantangan perubahan tersebut. Selain itu, harus berani ambil risiko atas kebijakan yang diambil secara konstitusional.

“Kita harus siap menghadapi kompleksitas masalah akibat globalisasi. Kita juga harus mampu merespons kejutan-kejutan yang terjadi akibat kemajuan teknologi. Kita harus sensitif dan melakukan lompatan-lompatan, mengubah cara kerja lama yang konvensional dan relatif linier,” paparnya.

Moeldoko menjelaskan pemerintah memikirkan peningkatan kualitas SDM tanpa membedakan institusi pendidikan negeri atau swasta. Dalam hal ini, pemerintah melalui TVRI juga memiliki program belajar dari rumah.

Mengenai perbedaan atau digital gap, pemerintah memahami persoalan ini dan segera memperbaiki infrastruktur komunikasi informasi. “Intinya pemerintah ingin adanya pemerataan, keadilan dalam informasi, akses, dan berbagai kemudahan lain berjalan dengan baik," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat menjelaskan dalam proses pembelajaran jarak jauh perlu dibangun interaksi dan komunikasi antara mahasiswa dengan tutor, sehingga proses belajar makin optimal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement