Sabtu 11 Jul 2020 00:59 WIB

RI Tambah Satu Juta Dolar AS untuk Palestina

Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi Palestina

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Seorang bocah laki-laki Palestina memegang bendera Palestina sambil duduk di pangkuan ayahnya di luar rumah keluarga ohammed Ali (19 tahun) di kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem. Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi Palestina. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Dusan Vranic
Seorang bocah laki-laki Palestina memegang bendera Palestina sambil duduk di pangkuan ayahnya di luar rumah keluarga ohammed Ali (19 tahun) di kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem. Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi Palestina. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di tahun ini. Hal itu telah disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada kesempatan Extraordinary Ministerial Pledging Conference for United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) Juni lalu.

Bantuan kemanusiaan Indonesia disalurkan langsung kepada Pemerintah Palestina. Selain itu bantuan ini disalurkan melalui UNRWA dan International Committee for Red Cross (ICRC).

Baca Juga

"Dana bantuan kepada pemerintah Palestina dan UNRWA masing-masing sebesar 1 juta dolar AS dan 500 ribu dolar AS melalui ICRC," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah dalam konferensi pers pekanan, Jumat (9/7).

Faiza mengatakan pemerintah Indonesia juga akan meningkatkan kontribusi rutin untuk pengungsi Palestina. Adapun peningkatan kontribusi rutin tersebut sebesar 200 ribu dolar AS.

"Indonesia berkomitmen sebagai wujud kepedulian Indonesia atas penderitaan bangsa Palestina dalam menghadapi pandemi Covid- 19 dan ancaman perluasan aneksasi Israel," kata Faiza.

Direktur Timur Tengah Kemenlu Achmad Rizal Purnama mengatakan upaya Indonesia bersama Tunisia menginisiasi pertemuan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) demi menentang Israel menganekasi wilayah Palestina menunjukkan dukungan yang baik dari negara-negara lain.

"Kita bersyukur rencana yang tadinya pada 1 Juli, tidak terjadi. Pihak Israel mendengarkan," ujar Rizal dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, pihak lain selain Indonesia banyak sangat menolak rencana Israel tersebut. Rizal menceritakan sejak 17 Mei atau pada saat pemerintah koalisi Israel mengumumkan rencana aneksasi bagian wilayah Tepi Barat dan Lembah Yordan, Indonesia dengan keras langsung menolak rencana tersebut. Sejak itu, Menlu Retno terus menggalang dukungan atau posisi dunia internasional.

"Ibu menlu langsung mengirim surat kepada berbagai negara lebih dari 40 negara kunci yang memegang peran kunci pada Palestina termasuk DK PBB, Uni Eropa, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Sekjen PBB, hingga parlemen," kata Rizal.

Rizal menerangkan Menlu telah mendapatkan balasan surat dari 15 negara. Negara-negara tersebut mendukung posisi tegas Indonesia dan bekerja sama menolak rencana Israel tersebut.

"Parlemen kita telah mengirimkan surat kepada seluruh parlemen dunia termasuk mengusungkan adanya joint statement yang disambut 300 parlemen dunia dan 35 negara tentang posisi kita kepada Palestina. Dan mereka mendukung posisi kita," tukas Rizal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement