Jumat 10 Jul 2020 17:12 WIB

Pemerintah Setujui Pembentukan Dua KEK Baru

Dewan Nasional KEK akan merekomendasikan kepada Presiden untuk menetapkan keduanya.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi pembangunan kawasan ekonomi khusus. Sidang Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyetujui pembentukan dua KEK baru di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (10/7). Dua KEK tersebut adalah KEK Nongsa Digital Park (NDP) dan KEK MRO Batam Aero Technic (BAT).
Foto: Humas Ditjen Hubla
Ilustrasi pembangunan kawasan ekonomi khusus. Sidang Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyetujui pembentukan dua KEK baru di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (10/7). Dua KEK tersebut adalah KEK Nongsa Digital Park (NDP) dan KEK MRO Batam Aero Technic (BAT).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sidang Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyetujui pembentukan dua KEK baru di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (10/7). Dua KEK tersebut adalah KEK Nongsa Digital Park (NDP) dan KEK MRO Batam Aero Technic (BAT).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian KEK Airlangga Hartarto yang juga merupakan Ketua Dewan Nasional KEK mengatakan, dua kawasan tersebut telah memenuhi persyaratan untuk ditetapkan sebagai KEK. "KEK Nongsa Digital Park dan KEK MRO Batam Aero Technic hari ini kita setujui untuk ditetapkan sebagai KEK," tuturnya dalam sidang yang dilakukan secara online, Jumat.

Baca Juga

Selanjutnya, Dewan Nasional KEK akan merekomendasikan kepada Presiden untuk menetapkan kedua KEK itu melalui Peraturan Pemerintah. Setelah ditetapkan, dua KEK tersebut diberikan waktu maksimal tiga tahun sampai siap beroperasi.

Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menjelaskan, KEK Nongsa Digital Park memiliki luas lahan 166,45 hektar dengan total investasi Rp 16 triliun. Total tenaga kerja yang akan terserap diperkirakan mencapai 16.500 orang.

Pengusul dari KEK ini adalah adalah PT Taman Resor Internet (PT. Tamarin), salah satu anak perusahaan dari group perusahaan PT Citra Agramasinti Nusantara atau dikenal sebagai Citramas Group. Mereka telah memiliki pengalaman dibidang pariwisata, industri kreatif dan informasi dan teknologi (IT) serta kawasan industri.

Enoh mengatakan, KEK Nongsa Digital Park dinilai siap karena lahan telah dikuasai dan peruntukannnya telah sesuai dengan Perpres Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

Enoh mencatat, sudah ada investor yang masuk ke KEK ongsa Digital Park. "PT Kinema untuk IT Apple Academy dan calon investor data center PT Nexus, D-Town Commercial Center," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id.  

Beberapa infrastruktur telah dibangun di KEK Nongsa Digital Park dalam tahap pertama dengan luasan 91,11 hektare. Di antaranya adalah marina, resort, studio film, kantor IT, dan lahan untuk olahraga golf.

KEK Nongsa Digital Park diharapkan menjadi pintu masuk untuk perusahaan global di bidang IT dari Singapura maupun negara lain. Ke depannya, KEK ini akan ditetapkan menjadi IT Hub Digital Bridge Indonesia ke Singapura dan mancanegara.

Enoh mengatakan, keberadaan KEK Nongsa Digital Park diproyeksikan mampu menghemat devisa negara dalam bisnis digital sekitar Rp 20 triliun sampai Rp 30 triliun per tahun. "Kontribusi terbesarnya dari sektor pusat data dan pendidikan Internasional," katanya.

Sementara itu, KEK MRO Batam Aero Technic (BAT) memiliki luas lahan 30 hektare dengan kegiatan utama industri Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO). Nilai investasi untuk pembangunan KEK sebesar Rp 6,2 triliun sampai tahun 2030. KEK ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja 9.976 orang hingga 2030.

Pengusul dari KEK MRO Batam Aero Technic adalah PT Batam Teknik yang sejak 2014 sudah beroperasi di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau sebagai perusahaan penyedia jasa perawatan dan perbaikan pesawat (MRO).

Enoh menjelaskan, kehadiran KEK ini diharapkan dapat menghemat devisa 65 sampai 70 persen dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional. "Selama ini, setidaknya Rp 26 triliun per tahun anggaran maskapai mengalir ke luar negeri," ucapnya.

Dalam jangka menengah, Enoh berharap, KEK MRO Batam Aero Technic mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik yang memiliki sekitar 12.000 unit pesawat dan nilai bisnis sebesar 100 miliar dolar AS pada 2025.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement