Jumat 10 Jul 2020 16:54 WIB

Setelah Kontroversi Sajadah, Toko Ini Pasarkan Kalung Nazi

Toko online tersebut mengatakan simbol swastika Nazi dan Buddha mirip.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Setelah Kontroversi Sajadah, Toko Ini Pasarkan Kalung Nazi. Ilustrasi
Foto: uncyclopedia.wikia.com
Setelah Kontroversi Sajadah, Toko Ini Pasarkan Kalung Nazi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Peritel fashion online berbasis di China, Shein kembali menggegerkan media sosial setelah mengunggah produk perhiasan terbaru mereka. Kalung yang dinamakan Swastika itu memiliki bentuk yang menyerupai lambang Nazi dan vandalisme.

Akibat postingannya, Shein mendapat serangan warganet dan teguran dari sejumlah organisasi advokasi, seperti Stop Antisemitism, organisasi antisemitisme Amerika Serikat. "Kami menuntut #shein untuk segera menghapus item ini dari situs mereka karena itu mewakili pembunuhan massal jutaan orang," tulis Stop Antisemitism dalam postingannya dengan tangkapan layar di halaman Instagram-nya.

Baca Juga

Tak lama setelah postingan tersebut, Shein menghapus kalung seharga 2,50 dolar itu. Seorang juru bicara Shein mengatakan bahwa liontin itu bukan swastika Nazi, tetapi swastika Buddha yang melambangkan kerohanian dan nasib baik selama lebih dari seribu tahun.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Global retailer @sheinofficial is selling a #swastika necklace on their website. We demand that #shein IMMEDIATELY remove this item from their website as it represents the mass murder of millions. Link to item: bit.ly/2VXeS6b

A post shared by Stop Antisemitism (@stop_antisemitism) on

Juru bicara itu menjelaskan swastika Nazi berbeda dari swastika Buddha dalam desain. Namun dia mengakui adanya kemiripan antarkeduanya yang dapat menyebabkan kekeliruan.

"Sebagai merek multikultural dan global, kami ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada mereka yang tersinggung, kami peka terhadap masalah ini dan ingin menjadi sangat jelas bahwa kami sama sekali tidak mendukung atau memaafkan prasangka atau permusuhan ras, budaya dan agama," tulis juru bicara Shein dalam unggahan di Instagram resmi Shein.

Insiden itu terjadi beberapa hari setelah Shein meminta maaf karena menjual karpet menyerupai sajadah yang memiliki gambar Ka'bah dan masjid di atasnya. Shein menulis dalam deskripsinya, produk tersebut adalah 'karpet dekorasi' dan 'karpet Yunani'.

Unggahan itu menuai banyak kemarahan dari warganet. Seorang mahasiswa jurnalisme Universitas Salford, Khadijah Rizvi memposting tanggapan atas unggahan Shein tersebut dan viral.  

“Saya merasa terganggu. Saya marah. Shein mengambil untung dari sajadah Muslim dengan menjualnya sebagai 'karpet dekorasi' untuk orang-orang gunakan dengan santai di sekitar rumah,” tulis Rizvi dalam di Instagram pribadinya yang dikutip di Middle East Monitor, Kamis (9/7).

"Beberapa memiliki cetakan Ka'bah di atasnya. Mereka juga mengganti nama sajadah, dengan nama yang memungkinkan orang untuk menggunakannya dengan santai sebagai tikar dekoratif,” ujarnya.

Dia juga melengkapi postingannya dengan tangkapan layar ulasan pelanggan Shein yang menggunakan sejadah sebagai dekorasi rumah sehari-hari, termasuk penutup untuk meja kopi dan tikar untuk mangkuk makan kucing. Kritik juga didengungkan oleh vlogger kecantikan Nabela Noor yang meminta Shein mengambil tindakan dan menghentikan penjualan barang-barang tersebut.

Sebagai tanggapan, perusahaan menghapus item dan juga mengatakan itu membentuk komite peninjauan produk yang terdiri dari staf dari budaya yang berbeda untuk mencegah skenario yang sama.

Sumber: https://dailycaller.com/2020/07/09/china-based-shein-fashion-company-anti-semitism-necklace-prayer-rug-muslim/

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement