Jumat 10 Jul 2020 14:29 WIB

Di Masa Pandemi, Kesejahteraan Guru Harus Jadi Prioritas

Sandiaga Uno mengajak masyarakat dan dunia usaha utamakan pendidikan.

Pendiri OKE OCE, Sandiaga Uno tampil di acara webinar Menjadi Sekolah dan Guru Tangguh di Era New Normal yang diadakan oleh IGTKI-PGRI DKI Jakarta.
Foto: Dok IGTKI
Pendiri OKE OCE, Sandiaga Uno tampil di acara webinar Menjadi Sekolah dan Guru Tangguh di Era New Normal yang diadakan oleh IGTKI-PGRI DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sandiaga Uno menyemangati dan menggugah guru-guru diselingi sapaan dan candaan khas.  Pengusaha muda/pendiri OKE OCE menyampaikan hal itu ketika menjadi nara sumber webinar dengan tema “Menjadi Sekolah dan Guru Tangguh di Era New Normal”, Senin (6/7). 

Webinar  yang diadakan oleh Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) DKI Jakarta itu juga menghadirkan nara sumber   Dr  Hj  Yasmine Yessy Gusman SH, MBA, pegiat taman bacaan anak/ketua 1 IKAD PAUDI.

Menurut Sandiaga Uno, masa pandemi ini adalah kesempatan bagi orang tua untuk kembali ikut terjung dalam pendidikan anak. Orang tua berbagi waktu untuk bekerja dan mendampingi anak di rumah, karena sistem pendidikan bukan hanya di sekolah, tapi di rumah dan lingkungan juga penting. 

“Inilah kesempatan bagi orang tua untuk menciptakan memori yang terindah. Pandemi ini menyatukan kembali yang pernah terpisah-pisah dan bercerai-berai. Momen bersama di rumah merupakan kesempatan emas untuk penanaman nilai-nilai yang ideal, ilmu dan akhlakul karimah,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/7).

Menyinggung permasalahan di bidang pendidikan, Sandi  menyatakan sejalan dengan tujuan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam kondisi ekonomi yang berat ini kesejahteraan guru harus menjadi prioritas, bahwa parameter kemajuan bangsa adalah suksesnya pendidikan.

Pada masa sulit ini ebih dari 5 juta orang kehilangan pekerjaan dan penghasilan berkurang, dan pada saat yang bersamaan biaya hidup naik akhirnya pendidikan yang menjadi korban karena anak-anak tidak bersekolah. Sandi mengajak sama-sama mendorong sistem pendidikan yang lebih berkeadilan dengan menurunkan biaya pendidikan tapi meningkatkan kesejahteraan guru dengan kolaborasi bersama.

Sandi mengajak tokoh masyarakat, elemen masyarakat, dan dunia usaha untuk mengutamakan bidang pendidikan. Semua elemen bangsa harus bergotong royong. “Tenung kebangsaan adalah saling peduli dan saling membantu kita rajut kembali. Pemerintah hendaknya mengembalikan pajak dari rakyat dengan memberikan pendidikan terbaik, termasuk memberikan kesejahteraan kepada guru-guru sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan generasi bangsa,” katanya.

Sandi menyampaikan empat etos kerja yang harus dimiliki oleh guru, yaitu kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Menguatkan guru dalam menghadapi permasalahan hidup Ia berpesan, “hidup itu seperti roda yang berputar, kadang di atas kadang di bawah. Ketika di atas harus bersyukur atas nikmat lain di luar ekonomi, yaitu kesehatan, keselamatan, keluarga yang menyayangi, dan suasana kerja yang membahagiakan. Saat berada di bawah percaya bahwa cobaan dari Allah adalah untuk meningkatkan derajat kita. Sabar dan yakin bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan. Dalam proses tersebut tetaplah tersenyum,” tandasnya.

Sementara itu, Yessy mengurai beberapa permasalahan yang dihadapi oleh sekolah dan guru. Banyak orang tua yang masih ragu untuk mendaftarkan anak karena faktor kesehatan anak, peraturan pemerintah yang masih membatasi jumlah anak yang masuk sekolah. Ditambah kondisi ekonomi orang tua yang mempunyai dana yang terbatas akan memprioritaskan hal-hal yang lebih urgen. Beberapa faktor itu yang mungkin menyebabkan berkurangnya murid pada mayoritas lembaga PAUD.

Menyadari apa yang terjadi, Yessy sangat memahami kondisi guru dan menyatakan hatinya bersama guru. Ia mengajak guru-guru melihat sisi positif dari pandemi, karena dibalik setiap permasalahan pasti ada hikmah. Kita harus menjadi manusia kreatif, manusia yang berkembang, mungkin tanpa ada suatu cobaan kita tidak berpikir harus berbuat apa.

Dalam kondisi seperti ini yang bisa dilakukan sebagai individu, guru harus memanfaatkan kesempatan selama masa pandemi ini untuk meningkatkan kompetensi melalui berbagai web seminar, TV program, dan media lainnya. Suatu aktivitas yang mungkin sulit dilakukan pada kondisi normal karena sibuk melakukan pembelajaran di sekolah. “Jangan terpuruk dengan berkurangnya murid, tapi jadikan situasi selama cuti belajar di sekolah untuk menimba banyak ilmu dari berbagai webinar,” pesannya menyemangati.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement