Jumat 10 Jul 2020 12:27 WIB

Iran: Amerika Terus Fitnah Kami

Iran menegaskan trik-trik fitnah dan kebohongan Amerika usang dan tak berguna.

Rep: IRNA/ Red: Elba Damhuri
Amerika memberikan sanksi pada Iran saat negara itu kesulitan mengatasi Corona.
Foto: republika
Amerika memberikan sanksi pada Iran saat negara itu kesulitan mengatasi Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran kembali menegaskan sikap kerasnya terhadap Amerika Serikat (AS).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, mengatakan trik-trik kebohongan AS merupakan sesuatu usang dan tidak berguna.

"Semua bisa mengetahui itu, membual dan terus berbohong," kata Mousavi, Kamis (9 Juli).

Muosavi menanggapi kebohongan terbaru AS terkait kapal Iran yang dituduh membawa penuh senjata. 

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan AS telah menangkap sebuah kapal Iran yang membawa senjata ke Yaman.

Pompeo menjelaskan kapal itu berisi penuh senjata untuk membuat situasi semakin rumit di Yaman.

Iran menolak klaim itu. Mousavi mengatakan berbohong dan menyebarkan kebencian adalah unsur utama kebijakan luar negeri AS saat ini.

Sebaliknya, Mousavi mengatakan, hal ini menunjukkan sikap putus asa rezim AS. Apalagi, AS dan sekutu Arabnya telah melanggar hukum internasional untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran.

Kini, kebohongan itu menyebutkan AS telah menyita kapal Iran yang penuh senjata dikirim ke Yaman.

Mousavi mengatakan AS berbohong, menepis dugaan adanya pelanggaran embargo senjata PBB.

Pertengahan Oktober ini, embargo senjata terhadap Iran akan berakhir. Jika mengikuti perjanjian kerja sama nuklir Iran, maka Oktober ini embargo senjata akan dicabut.

Namun, sikap AS berubah setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden AS. Trump mendengarkan suara PM Israel Benjamin Netanyahu dan sekutu-sekutu Arabnya untuk menolak perjanjian kerja sama nuklir Iran dan mencabut embargo senjata.

Iran mendapat dukungan kuat dari China dan Rusia untuk lepas dari embargo senjata tersebut. 

BACA JUGA: Tiga Fakta Menarik Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

 

 

sumber : IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement