Jumat 10 Jul 2020 02:45 WIB

Liverpool Jadi Inspirasi AC Milan dalam Masa Transisi

Milan mengakui akan meniru jalan kesuksesan Liverpool.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Andri Saubani
 Pemain AC Milan Rafael Leao (kiri), merayakan bersama rekan satu timnya Ismael Bennacer setelah mencetak gol ke-3 timnya pada pertandingan sepak bola Serie A antara AC Milan dan Juventus di Milan San Siro Stadium, Italia, Selasa (7/7/2020).
Foto: Spada / LaPresse melalui AP
Pemain AC Milan Rafael Leao (kiri), merayakan bersama rekan satu timnya Ismael Bennacer setelah mencetak gol ke-3 timnya pada pertandingan sepak bola Serie A antara AC Milan dan Juventus di Milan San Siro Stadium, Italia, Selasa (7/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Kesebelasan Inggris Liverpool ternyata menjadi inspirasi bagi klub asal kota mode Italia, AC Milan. Rossoneri, julukan Milan, yang masih dalam masa transisi mengakui akan meniru jalan kesuksesan Liverpool.

Melalui Chief Revenue klub, Casper Stylsvig, Milan tengah berada dalam jalur yang tepat demi kembali ke tempat semestinya, menjuarai gelar Liga Italia, dan Liga Champions.

Baca Juga

"Kami telah berbicara dengan Liverpool karena mereka telah melalui jalan yang sama seperti yang kita lalui sekarang," kata Stylsvig kepada The Associated Press dikutip Football Italia, Jumat (10/7).

Pernyataan Stylsvig bukan tanpa sebab mengingat seperti halnya Milan, Liverpool juga pernah mengalami kesulitan untuk bersaing di papan atas Liga Primer Inggris, pun kompetisi Eropa. Namun, dalam tiga musim terakhir klub asal Merseyside berhasil bangkit dari tidur panjang dan memenangkan titel Liga Champions 2018/2019, serta trofi Liga Primer 2019/2020 untuk penantian 30 tahun lamanya.

Bahkan, secara finansial the Reds dianggap lebih mengalami kerugian ketimbang Milan. Pasalnya, puasa gelar dan kerap gagal mejeng di turnamen Liga Champions membuat neraca keuangan the Anfield Gank merosot tajam.

"Empat, lima tahun lalu, tidak ada yang mempertimbangkan Liverpool dan melihat di mana mereka sekarang. Mereka jelas memainkan sepak bola yang sangat menarik. Mereka memiliki manajer yang fantastis, tim yang fantastis dan sekarang mereka mengikuti dari sudut pandang komersial," sambung dia.

Di sisi lain, Stylsvig mendukung rencana stadion baru untuk menggantikan Stasiin San Siro. Menurutnya, mengubah stadion lebih modern akan menjadi daya tarik lebih dalam sektor pemasukan klub.

"Itu akan mengubah klub. Penghasilannya sangat penting tetapi juga untuk persepsi klub."

Pernah jadi kekuatan besar di Eropa dan Italia, Milan sukses menggodol tujuh gelar Liga Champions. Namun sayang, sudah beberapa musim belakang mereka absens di ajang Si Kuping Besar.

Rossoneri pun merindu untuk bisa kembali merumput di panggung Eropa. Kali terakhir Milan mejeng di Liga Champions terjadi pada 2013/2014. Lolos lewat babak play-off saat itu langkah i Diavolo terhenti oleh Atletico Madrid di babak 16 besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement