Jumat 10 Jul 2020 04:21 WIB

Kisah Mualaf Huda Dodge: Aku Sedih tak Lahir Sebagai Muslim

Huda Dodge menemukan jawaban banyak pertanyaan yang ia pendam dalam Islam.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Kisah Mualaf Huda Dodge: Aku Sedih tak Lahir Sebagai Muslim
Foto: Republika/Mardiah
Kisah Mualaf Huda Dodge: Aku Sedih tak Lahir Sebagai Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- C. Huda Dodge lahir di San Fransisco, Kalifornia dan dibesarkan di pinggiran kota teluk. Kota tempat ia tumbuh, San Anselmo, merupakan wilayah dengan mayoritas Kristen.

Huda Dodge menyebut sang ayah merupakan orang Presbiterian, sementara ibunya adalah Katolik. Ayahnya bukanlah seseorang yang aktif beribadah. Namun, sang ibu kerap mengajaknya ke gereja.

Baca Juga

"Ibu beberapa kali mengajak anak-anaknya ke gereja. Tapi, saat itu kami tidak tahu apa yang mereka lakukan dalam ritual ibadah itu," ujarnya dalam buku Stories of New Muslims, Rabu (8/7).

Di gereja yang sama, ia melakukan pembaptisan. Pada usia delapan tahun, ia menerima komuni pertamanya. Namun, setelah semua proses itu, ia dan keluarga pergi ke gereja hanya setahun sekali.

Saat berusia 10 tahun, Huda Dodge aktif mengikuti kegiatan di gereja lainnya, gereja Presbiterian. Mulanya, ia hanya diajak meramaikan pesta Natal. Namun keikutsertaannya menjadi semakin sering, seiring ia membuat kelompok muda gereja saat berada di SMA.

Bersama teman-temannya di kelompok itu, ia kerap membicarakan tentang isu-isu spiritual. Perdebatan dan tukar pikiran tentang keagamaan yang berhubungan dengan kehidupan tak bisa dihindarkan. Namun, pembicaraan itu tak pernah menemukan titik keluar. Gereja juga disebut tidak membantu, mereka hanya berkata, "Percayalah dengan imanmu".

Sejak bergabung dengan gereja tersebut, wanita ini juga aktif mengikuti kegiatan di luar kota. Bahkan, beberapa kali ia ikut serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan dunia internasional. Salah satunya, saat berada di bangku SMA, ia menjadi sponsor pendidikan seorang anak laki-laki Mesir bernama Sherif.

Sherif kala itu berusia 9 tahun, 5 tahun lebih muda dari Huda Dodge. Mereka berdua sering berkirim surat dan memberikan informasi tentang kehidupan masing-masing. Saat ia berusia 16 tahun, Huda Dodge menerima kabar jika kakak Sherif, yang seumuran dengannya, telah bertunangan.

"Kondisi itu (informasi tentang kakak Sherif) sangat asing buatku. Ini adalah kontak pertamaku dengan Muslim," ujar Huda Dodge.

Kontak keduanya dengan Muslim juga berlangsung saat ia mengikuti kegiatan di SMA. Ia mengambil pekerjaan sebagai relawan di San Fransisco sebagai guru Bahasa Inggris bagi pengungsi wanita. Di dalam kelas yang ia asuh ada dua janda Muslim China, Fatimah dan Maysoon, yang berasal dari Vietnam.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement