Kamis 09 Jul 2020 19:07 WIB

Mentan Dorong Sistem Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan sebuah solusi pertanian berkelanjutan

Buah naga organik asal Wonogiri merambah pasar Jerman.
Foto: Kementan
Buah naga organik asal Wonogiri merambah pasar Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto terus mengupayakan agar pengembangan buah organik dapat terus ditingkatkan.

Anton menjelaskan kalau pertanian organik adalah sistem budi daya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.

Baca Juga

“Didasarkan atas prinsip kesehatan, kelestarian, siklus dan ekologi. Ini yang sering digaungkan Menteri Pertanian, Bapak Syahrul Yasin Limpo,” beber Anton.

Dijelaskan Anton, bahwa pertanian organik merupakan sebuah solusi pertanian berkelanjutan, khususnya pada petani. Pertanian organik seiring dengan pangsa pasar yang semakin terbuka, tidak hanya karena bernilai ekonomis tinggi.

“Pertanian organik juga penting untuk perbaikan ekosistem pertanian yang kian rusak terpapar bahan sintetik atau kimiawi seperti pestisida,” kata dia.

"Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, terlebih di tengah pandemi Covid 19 ini, buah organik kini banyak dicari konsumen baik domestik maupun mancanegara, ini merupakan peluang besar bagi para petani untuk lebih meningkatakan produksi buah organik,” lanjut dia.

Anton menambahkan lahan pertanian yang dikelola secara organik akan lebih tahan terhadap hama dan penyakit karena diperlakukan secara alami tanpa bahan kimia.

“Sehingga dengan sendirinya memberikan tingkat kesuburan pada tanah sehingga tanah menjadi lebih sehat yang otomatis meningkatkan ketahanan tanaman itu sendiri,” imbuh dia.

Senada dengan pernyataan yang diungkapkan Anton, Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman mengungkapkan kalau salah satu pasar buah yang terbuka luas adalah pasar Eropa. Permintannya terus meningkat yang sayangnya belum dapat dimanfaatkan dengan baik, karena pasar Eropa menghendaki produk buah organik.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Atase Pertanian di KBRI Brussel dan eksportir buah ke Eropa mengenai hal ini,” ungkap Liferdi.

Liferdi menambahkan bahwa untuk memanfaatkan celah pasar buah organik yang terbuka lebar di Eropa, pihaknya akan menggiatkan dan mengupayakan pengembangan kawasan buah yang berbasis organik.

“Terutama untuk buah yang diminati di Eropa, salah satunya buah naga,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement