Kamis 09 Jul 2020 12:39 WIB

PM Kanada Klaim Tangani Covid-19 Lebih Baik dari AS

PM Kanada Justin Trudeau sebut negaranya lebih baik dalam menangani Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
PM Kanada Justin Trudeau sebut negaranya lebih baik dalam menangani Covid-19 dibanding AS. Ilustrasi.
Foto: Justin Tang / The Canadian Press via AP
PM Kanada Justin Trudeau sebut negaranya lebih baik dalam menangani Covid-19 dibanding AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan negara tersebut menangani pandemi Covid-19 lebih baik daripada banyak sekutunya, termasuk Amerika Serikat (AS). Pernyataan ini menjadi komentar publik yang sangat jarang pada penilaian tindakan yang sudah dilakukan AS.

"Kami dapat mengendalikan virus dengan lebih baik daripada banyak sekutu kami, terutama termasuk tetangga kami," kata Trudeau menekankan keberhasilan Kanada akan membantu upaya untuk memulai kembali ekonomi, Rabu (8/7).

Baca Juga

Negara dengan populasi sepersepuluh ukuran AS ini telah mencatat 8.711 kematian dan 106.167 kasus akibat Covid-19. Trudeau mengatakan saat ini situasinya stabil, meskipun beberapa titik pusat penyebaran masih ada. Para pejabat kesehatan Kanada mengatakan jumlah korban jiwa bisa mencapai 8.900 pada 17 Juli.

Wakil kepala petugas kesehatan masyarakat Kanada, Howard Njoo, mengatakan wabah itu sebagian besar terkendali. Dia menekankan langkah-langkah seperti pelacakan kontak dan karantina masih akan sangat penting.

"Jika kita bersantai terlalu banyak atau terlalu cepat, epidemi kemungkinan besar akan kembali, dengan pertumbuhan eksplosif sebagai kemungkinan yang berbeda," kata Njoo.

Bandingkan dengan AS dengan lebih dari 3 juta kasus dan 131.336 kematian akibat Covid-19. Ditambah lagi, pihak berwenang telah melaporkan peningkatan yang mengkhawatirkan dari beban kasus harian di sekitar dua lusin negara bagian selama dua minggu terakhir.

Kanada dan AS telah memblokir perjalanan tidak penting antara kedua negara sejak Maret. Kedua negara sedang mempertimbangkan untuk keputusan akan memperpanjang larangan yang berakhir pada 21 Juli.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement