Kamis 09 Jul 2020 10:00 WIB

Santri Sukorejo Kembali ke Pesantren Pertengahan Juli

Santri Sukorejo harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Santri Sukorejo Kembali ke Pesantren Pertengahan Juli. Santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo saat membuat hand sanitizer.
Foto: dok. Istimewa
Santri Sukorejo Kembali ke Pesantren Pertengahan Juli. Santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo saat membuat hand sanitizer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belasan ribu santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo akan kembali ke pesantren pada 15-25 Juli 2020 mendatang. Hal ini berdasarkan berdasarkan surat edaran yang ditandangani Sekretaris Pesantren Sukorejo, Ach Fadhail.

Dalam surat edaran tersebut, Lora Fadhail menjelaskan sebelum kembali ke pesantren santri Sukorejo harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari, yang dibuktikan dengan surat pernyataan sumpah mengetahui wali santri. Selain itu, sebelum kembali ke pesantren, santri Sukorejo juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas Kecamatan atau rumah sakit. Kemudian, santri juga hendaknya membawa minimal tiga masker dan handsanitizer.

Baca Juga

“Santri yang mengalami sakit tidak perlu kembali ke pesantren hingga dinyatakan sehat oleh dokter,” kata Lora Fadhail dikutip dari surat edaran pesantren, Kamis (9/7).

Dalam surat keputusan tersebut, pengurus pesantren juga mengatur terkait pola hidup yang harus dijalani para santri ketika sudah berada di dalam pesantren. Diantaranya, santri harus selalu memakai masker dan menjaga jarak.

Ketika berada di pesantren, santri Sukorejo juga harus rajin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menjaga kebersihan lingkungan, sering mencuci sajadah dan alas tidur. Selain itu, santri juga dianjurkan mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Tidak hanya itu, santri Sukorejo juga dianjurkan melakukan olahraga ringan, teratur, dan terukur setiap hari. Jika mengalami sesak nafas, demam tinggi, dan lemas maka santri harus segera melakukan pemeriksaan di Klinik Idaman As’adiyah atau melapor kepada petugas atau pengurus.

Selama masa pandmei Covid-19 orang tua atau wali santri tidak diperkenankan menjenguk atau mengunjungi putra dan putrinya di pesantren. Jika wali santri ingin mengirimkan baya hidup anaknya di pesantren dapat melalui rekening yang sudah disiapkan pengurus pesantren.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement