Rabu 08 Jul 2020 19:23 WIB

BPH Migas: Digitalisasi Nozel Lambat

Pertamina empat kali revisi tenggat digitalisasi nozel.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa meminta Pertamina mempercepat digitalisasi nozel.
Foto: BPH Migas
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa meminta Pertamina mempercepat digitalisasi nozel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) mencatat progres digitalisasi nozel yang dilakukan PT Pertamina (Persero) berjalan lambat. Sebab, menurut catatan BPH Migas, Pertamina sudah berkali-kali melayangkan surat untuk merivisi target digitalisasi nozel, tapi Pertamina belum juga menyelesaikan tugas ini.

Baca Juga

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa menjelaskan, sesuai amanat pemerintah, Pertamina mestinya bisa menyelesaikan digitalisasi nozel sebanyak 5.518 unit dan selesai Desember 2018 lalu. Sayangnya, sebanyak empat kali Pertamina meminta revisi target penyelesaian tapi tak kunjung selesai hingga 30 Juni 2020 ini.

"Kami sudah beberapa kali melayangkan surat laporan kepada DPR dan Menteri ESDM dan Menteri BUMN soal pelaksanaan Digitalisasi SPBU yang sangat lambat," ujar pria yang disapa Ifan itu, Rabu (8/7).

Ifan menjelaskan, target dari pemerintah memang belum bisa terlaksana sepenuhnya oleh Pertamina. Ia menilai, digitalisasi SPBU ini sangat jauh dari target yang dijanjikan Pertamina.

"Digitalisasi SPBU masih sangat jauh dari target yang dijanjikan, komitmen Pertamina menyatakan seluruh SPBU akan selesai terdigitalisasi pada 30 Juni 2020," ujar Ifan.

Ifan meminta Pertamina segera menyelesaikan proyek digitalisasi ini agar penyaluran BBM bersubsidi bisa tepat sasaran dan akurat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement