Rabu 08 Jul 2020 15:09 WIB

Tanah Datar Belum Terapkan Belajar Tatap Muka

Kabupaten Tanah Datar masih berstatus zona kuning Covid-19.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Siswa mengisi soal ujian secara daring di kediamannya. Ilustrasi
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Siswa mengisi soal ujian secara daring di kediamannya. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR -- Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat belum akan menerapkan proses belajar mengajar (PBM) tatap muka di seluruh sekolah karena masih berstatus zona kuning Covid-19. Metode masih menerapkan kombinasi antara tatap maya atau dalam jaringan dengan pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ Luring).

"Seluruh tingkatan, baik SD, SLTP, maupun SLTA sederajat, karena Tanah Datar berada di zona kuning, sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri kalau masih zona kuning aktivitas Proses Belajar Mengajar (PBM) tatap muka dilarang,” kata Kepala Dinas Pendidikan Tanah Datar Riswandi, Rabu (8/7).

Sebelumnya Tanah Datar mendekati zona hijau ketika tersisa satu pasien Covid-19 yang belum sembuh. Namun, pekan lalu, terjadi penambahan tiga orang terkonfirmasi positif Covid-19. Ketiganya berasal dari Lubuk Bauak, Kecamatan Batipuh dan masih satu keluarga.

Penambahan kasus positif ini membuat Tanah Datar tetap sebagai zona kuning. Untuk menjadi zona hijau sebuah daerah harus nihil kasus covid, tidak ada penambahan kasus positif baru dalam satu bulan terakhir, dan tidak ada warga yang meninggal karena covid dalam sebulan terakhir.

Riswandi menanbahkan Pemkab Tanah Datar akan melaksanakan PBM di seluruh sekolah secara daring dan PJJ luring selama 3 bulan ke depan. Bila situasi covid sudah benar-benar terkendali dan Tanah Datar sudah berubah menjadi zona hijau, pihaknya akan menggelar PBM tatap muka langsung  dengan mematuhi protokol covid.

“Kita akan evaluasi dulu, usulan kita setidaknya dalam 3 bulan terhadap perkembangan kasus Covid-19, pertengahan Oktober akan kita tinjau lagi perkembangannya. Kalau keadaan semakin membaik, baru kita lakukan PBM tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ucap Riswandi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement