Rabu 08 Jul 2020 03:58 WIB

Kampus Harvard yang Berbeda di Tengah Ancaman Covid-19

Musim gugur mendatang akan menjadi sesuatu yang berbeda bagi mahasiswa Harvard.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
 Musim gugur mendatang akan menjadi sesuatu yang berbeda bagi mahasiswa Harvard  (Foto: universitas harvard)
Foto: Flickr
Musim gugur mendatang akan menjadi sesuatu yang berbeda bagi mahasiswa Harvard (Foto: universitas harvard)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim gugur mendatang akan menjadi sesuatu yang berbeda bagi mahasiswa Harvard University. Karena pandemi Covid-19 yang masih mengancam, Harvard akhirnya hanya mengizinkan 40 persen dari mahasiswa sarjananya untuk belajar tatap muka di kampus pada awal tahun akademik musim gugur ini.

Mereka yang diperbolehkan ke kampus, hanya mahasiswa baru dan mahasiswa yang harus melakukan "kemajuan" secara akademik. Namun Harvard juga berencana, di musim semi mahasiswa baru akan dipulangkan ke rumah masing-masing dan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Baca Juga

Sementara mahasiswa senior akan diundang kembali ke kampus pada awal 2021 dengan asumsi tetap mempertahankan 40 persen dari jumlah mahasiswa selama satu semester. Untuk kursus, termasuk kelas yang dihadiri oleh siswa yang tinggal di asrama kampus, akan diajarkan secara online.

Sementara terkait biaya kuliah tidak mengalami perubahan, tetap seperti yang telah diumumkan untuk tahun akademik 2020-2021. Saat ini, biaya kuliah tahunan 49.653 dolar AS atau sekira Rp 717 juta, belum termasuk biaya makan dan biaya apartemen.

Mahasiswa yang menghabiskan seluruh tahun akademik dengan belajar secara virtual akan diberi kesempatan untuk mengambil dua kursus sekolah musim panas di kampus, tanpa biaya kuliah pada tahun 2021.

"Memilih mahasiwa mana yang akan diundang ke kampus itu tidak mudah, dan kami memiliki simpati yang besar kepada mahasiswa tahun kedua dan junior karena mereka tidak akan memulai semester musim gugur mereka di kampus," demikian pernyataan Harvard, dilansir People pada Rabu (8/7).

"Kami tidak bisa tidak membayangkan bagaimana mahasiswa baru beradaptasi di masa krisis ini. Mereka belum mulai membangun jaringan di fakultas, teman Harvard mereka, atau belajar tentang kehidupan di Yard," kata Harvard.

Semua mahasiswa yang kembali ke kampus juga harus lolos uji Covid-19. Mereka yang berencana tinggal di asrama akan diuji setiap tiga hari sekali.

Harvard mengatakan mereka juga akan menerapkan jarak sosial di kampus dan mendedikasikan perumahan untuk karantina dan isolasi bagi mahasiswa. Lembaga itu mengatakan mereka juga siap untuk beralih dari sistem makan tradisional ke sistem pengantaran tanpa ada kontak langsung.

"Harvard akan diubah oleh pilihan yang kita buat sekarang, dan krisis ini memberi kita peluang luar biasa untuk mengubahnya menjadi lebih baik," jelas Harvard.

Namun Harvard bukan satu-satunya perguruan tinggi yang membuat perubahan besar pada tahun akademik mendatang setelah pandemi coronavirus. Princeton University mengumumkan pada hari Senin bahwa mahasiswa baru yang akan diundang ke kampus New Jersey pada bulan Agustus, sementara mahasiswa tahun kedua dan senior akan diizinkan kembali ke kampus pada musim semi.

"Setelah dirundingkan, semua mahasiswa sarjana memungkinkan setidaknya belajar di kampus selama satu semester. Sisanya kami lakukan secara online," kata Presiden Princeton University, Christopher L Eisgruber.

Tidak seperti Harvard, sekolah ini menawarkan diskon 10 persen untuk biaya kuliah tahun penuh, serta pengurangan atau penghapusan beberapa biaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement