Selasa 07 Jul 2020 23:25 WIB

Pemkot Sukabumi Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan Rumah

Pekarangan rumah warga bisa dimanfaatkan untuk bertani metode hydroponik

Seorang warga menanam sayuran dengan sistem hidroponik di pekarangan rumahnya (ilustrasi). Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Jawa Barat mengajak kepada masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumahnya dijadikan tempat bertani melalui metode hydroponik budidaya ikan dalam ember (damber).
Foto: ANTARA/mohamad hamzah
Seorang warga menanam sayuran dengan sistem hidroponik di pekarangan rumahnya (ilustrasi). Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Jawa Barat mengajak kepada masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumahnya dijadikan tempat bertani melalui metode hydroponik budidaya ikan dalam ember (damber).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Jawa Barat mengajak kepada masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumahnya dijadikan tempat bertani melalui metode hydroponik budidaya ikan dalam ember (damber).

"Dengan metode bertani dan membudidaya ikan seperti ini tidak membutuhkan lahan yang luas, tetapi dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman baik sayuran dan lainnya sekaligus memelihara ikan yang nanti hasilnya bisa dikonsumsi untuk sendiri," kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan di Sukabumi, Selasa.

Dalam meningkatkan ketahanan pangan ini tidak selamanya harus bergantung kepada petani, tetapi warga harus bisa berinovasi untuk menyediakan bahan pangannya sendiri tanpa harus mengandalkan orang lain.

Menurut dia, langkah seperti ini harus mulai dilaksanakan oleh masyarakat dengan memanfaatkan lahan terbatas untuk dijadikan tempat pertanian dan perikanan, sehingga minimalnya ingin memakan sayur, ikan atau lainnya tinggal mengambil pekarangan rumahnya.

Selain itu, saat ini pun sudah banyak komunitas pemuda yang memulai bisnisnya dengan membuat media hydroponik dan ternyata hasilnya tidak hanya dikonsumsi untuk sendiri, tetapi dijual hingga ke pasar modern seperti supermarket.

"Kota Sukabumi setiap harinya membutuhkan 106 ton beras untuk konsumsi masyarakat, jika mengandalkan dari petani pastinya tidak akan mencukupi. Maka dari itu, warga harus mulai beralih ke pangan alternatif lainnya yang bisa dikembangkan sendiri seperti hydroponik dan damber," tambahnya.

Di sisi lain, Andri mengapresiasi langkah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi yang memberikan pelatihan bertani dan membudidaya ikan dengan metode hydroponik dan damber kepada Sukarelawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Kecamatan Baros.

Tentunya, dengan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki lembaga kemanusiaan tersebut minimalnya dari Kecamatan Baros bisa menjadi proyek percontohan pengembangan hydroponik dan damber untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kota Sukabumi.

Apalagi PMI pun mempunyai relawan di seluru kecamatan, jika SDMnya digerakan untuk menjaga ketahanan pangan, pihaknya optimis kota ini bisa mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari luar daerah.

Harus diakui, semakin sempitnya lahan pertanian di Kota Sukabumi akibat alih fungsi lahan medode seperti ini menjadi solusi untuk menjaga persediaan pangan warga dan ke depannya bisa untuk meningkatkan perekonomian warga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement