Selasa 07 Jul 2020 19:37 WIB

UMM Kembangkan Model Pembelajaran Bauran Polysyncronous

Model ini menggabungkan konsep SCL dan PL yang diharapkan lebih efektif

Rep: wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Al Islam-Kemuhammadiyahan, Profesor Syamsul Arifin memberikan sambutan dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek)
Foto: Humas UMM
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Al Islam-Kemuhammadiyahan, Profesor Syamsul Arifin memberikan sambutan dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) saat ini sedang mengembangkan model Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Polysynchronous Learning. Gagasan ini dimunculkan setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI mendorong pembelajaran jarak jauh bisa diterapkan permanen setelah pandemi Covid-19 selesai. 

Tim Gugus Tugas Pengembangan Pembelajaran Bauran UMM, Galih Wasis Wicaksono, menyatakan, Polysynchronous Learning merupakan model pembelajaran bauran yang dikembangkan UMM. Model ini menggabungkan konsep Student Centered Learning (SCL) dan Personalized Learning (PL) dengan pola interaksi polysynchronous learning. "(Ini) diharapkan lebih efektif dalam penerapan kegiatan belajar mengajar pada masa dan setelah pandemi Covid-19," kata Galih.

Tim UMM menamakan desainnya sebagai Pembelajaran Bauran Siklus Pe5 (Perencanaan, Pemahaman, Pendalaman, Penerapan, & Penilaian). Siklus Pe5 ini bisa diterapkan pada setiap pertemuan kegiatan pembelajaran. Di dalam desain pembelajaran siklus Pe5, dosen harus membuat perencanaan terlebih dahulu terkait konten materi yang akan diberikan.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Al Islam-Kemuhammadiyahan, Profesor Syamsul Arifin menyatakan, masa pandemi Covid-19 membuat UMM mengalihkan kegiatan pembelajaran luar jaringan (luring) ke dalam jaringan (daring). Pandemi mengakselerasi UMM untuk segera beradaptasi dalam penggunaan teknologi pembelajaran. "Kita mesti bergegas menyesuaikan diri dalam dunia yang serba butuh penyesuaian cepat ini,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (7/7).

Berdasarkan kondisi pandemi Covid-19, UMM  mencoba menyeriusi model pembelajaran bauran Polysyncronous Learning. Model ini merupakan sebuah pengkombinasian sistem pembelajaran antara daring dan luring serta metode pembelajaran. Dengan adanya model ini, mahasiswa diharapkan bisa mendapatkan materi sesuai capaian pembelajaran yang sudah ditetapkan. "Jadi kuliahnya betul-betul serius. UMM sendiri akan memulai perkuliahan pada 7 September 2020,” kata Syamsul.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement