Selasa 07 Jul 2020 17:16 WIB

UII Tingkatkan Kualitas Penulisan Karya Ilmiah

Menulis karya ilmiah jadi satu indikator menaikan mutu.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
UII Tingkatkan Kualitas Penulisan Karya Ilmiah. Foto: Kampus UII Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
UII Tingkatkan Kualitas Penulisan Karya Ilmiah. Foto: Kampus UII Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kemampuan menulis karya ilmiah jadi satu indikator penting menaikan mutu. Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid merasa, ini selaras wujud catur dharma UII dalam meningkatkan kualitas dan keterampilan.

Diwujudkan pula lewat peningkatan keterampilan dalam kegiatan penelitian dan memproduksi pengetahuan melalui riset. Ia menekankan, ini wujud ikhtiar meningkatkan riset, sehingga dapat dirasakan manfaatnya bagi khalayak ramai.

Baca Juga

"Melakukan riset dan menemukan hal menarik itu nikmat dan harus dikabarkan, publikasi bisa kita bingkai sebagai mensyukuri nikmat," kata Fathul dalam Kamp Penulisan Daring Publikasi Internasional digelar DPPM UII Selasa (7/7).

Untuk itu, ia mengimbau dosen-dosen melakukan publikasi mengingat ini seperti mengabdikan diri dalam tulisan. Sebagaimana ilmuwan Muslim terdahulu, seperti Ibnu Sina dan Imam Ghazali, yang penemuannya dan tulisannya masih kita kenal.

"Jika kita bisa mengikat ilmu dengan tulisan, insya Allah itu menjadi abadi, kita kenal banyak tokoh-tokoh yang sampai saat ini masih terasa membersamai kita karena tulisannya," ujar Fathul.

Fathul menekankan, kontribusi suatu karya ilmiah sangat penting. Ia melihat, perlu ada kejelasan atas argumen dan kontribusi yang ditawarkan peneliti di tulisan karya ilmiah, yang jadi tantangan peneliti sebelum memulai menulis.

"Ini memang tantangan, perlu uji ide, perlu dibenturkan, perlu didiskusikan, kontribusi secara umum itu nanti terkait dengan pelajaran apa yang kita dapatkan, pengetahuan baru apa yang kita dapatkan," kata Fathul.

Peneliti Universitas Teknologi Petronas Malaysia, Kiki Adi Kurnia menuturkan, penting bagi peneliti perhatikan tiga aspek yaitu motivasi, metode dan hasil. Sehingga, karya ilmiah yang dihasilkan akan berdampak bagi perkembangan ilmu.

Ia berpesan untuk memperhatikan strategi dalam memilih target jurnal. Sebab, ini harus dipikirkan terlebih dulu sebelum peneliti mulai mengerjakan karya ilmiah karena masing-masing jurnal memiliki gaya tulisan yang tentu berbeda.

Sehingga, penulis harus bisa menyesuaikan kemampuan diri dengan gaya tulisan jurnal. Artinya, kata Kiki, sebelum kita mulai menulis, akan lebih baik kita mengetahui akan mengarah ke jurnal mana tulisan kita bergerak.

"Penting memilih jurnal karena setiap jurnal memiliki scope yang berbeda," ujar Kiki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement