Selasa 07 Jul 2020 16:56 WIB

PGN Incar Pelanggan Real Estate

PGN tak bisa mengandalkan bisnis jargas rumah tangga melalui pipa saja.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas dari Perusahaan Gas Negara (PGN) memeriksa meteran gas rumah tangga di kawasan Kalibokor, Surabaya, Jawa Timur (ilustrasi). Guna mengembangkan bisnis, PGN berencana mengalirkan gas alam ke real estate.
Foto: ANTARA/Moch Asim/
Petugas dari Perusahaan Gas Negara (PGN) memeriksa meteran gas rumah tangga di kawasan Kalibokor, Surabaya, Jawa Timur (ilustrasi). Guna mengembangkan bisnis, PGN berencana mengalirkan gas alam ke real estate.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk bisa melebarkan pasar, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sedang menyasar pasar baru dengan masuk ke wilayah real estate dan perumahan kelas menengah ke atas. Untuk wilayah ini, PGN akan membangun tanki LNG dan CNG.

Baca Juga

Direktur Utama PGN, Suko Hartono menjelaskan, saat ini ada peluang PGN bekerja sama dengan sektor properti untuk menyasar kebutuhan gas sebagai sumber energi pelanggan menggantikan elpiji. Suko menjelaskan, jika hanya bergantung pada jaringan gas rumah tangga melalui pipa saja, PGN baru bisa menyasar 0,9 persen pelanggan rumah tangga.

 

"Kami buat trobosan kawasan rumah tangga menengah ke atas kami akan gunakan secaman iso tank LNG atau bisa CNG. Lalu masuk ke perumahan kami pasang pipa. Ini akan kami kerjasamakan dengan pengembang dan badan usaha," ujar Suko di Komisi VII DPR RI, kemarin.

Suko menjelaskan dengan konsumsi rumah tangga menggunakan elpiji misalnya 30 meter kubik sebulan. Maka, apabila PGN bisa masuk dan mengganti konsumsi elpiji ini dengan jaringan pipa gas maka PGN bisa mendapatkan pasar baru.

"Kalau kita gunakan tanki, misalnya satu rumah tangga asumsi 30 meter kubik sebulan dengan pelanggan 1.000 maka ini setara tangki BBM yang 30 ribu sebulan. Volume seribu ini bisa dijalankan jadi bisa tumbuh," ujar Suko.

Namun Suko tak menampik rencana ini butuh investasi yang tak kecil. Maka, Suko menjelaskan PGN membuka kerja sama baik dengan pihak swasta maupun BUMN lain yang juga ingin bersama sama menyasar pasar baru ini.

"Proyek jargas ini memang murah, tapi investasinya mahal. Kami siasati," ujar Suko.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement