Selasa 07 Jul 2020 14:56 WIB

Rumah Sakit di AS Kewalahan Hadapi Kenaikan Kasus Covid-19

Kapasitas rumah sakit di sejumlah negara bagian AS hampir penuh

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pegawai rumah sakit dan pegawai layanan pemakaman memindahkan jenazah dari kamar mayat sementara di luar Pusat Rumah Sakit Brooklyn di Brooklyn, New York, AS, Rabu (8/4). New York masih tetap menjadi pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat, sehingga masih ada kekhawatiran bahwa sistem layanan kesehatan tidak akan dapat mengurus volume pasien COVID-19
Foto: EPA-EFE/Alba Vigaray
Pegawai rumah sakit dan pegawai layanan pemakaman memindahkan jenazah dari kamar mayat sementara di luar Pusat Rumah Sakit Brooklyn di Brooklyn, New York, AS, Rabu (8/4). New York masih tetap menjadi pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat, sehingga masih ada kekhawatiran bahwa sistem layanan kesehatan tidak akan dapat mengurus volume pasien COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Wali Kota Houston, Sylvester Turner memperingatkan bahwa sistem rumah sakit (RS) di Texas kewalahan dengan lonjakan kasus infeksi virus corona baru atau Covid-19 karena pembukaan kembali pembatasan yang terlalu cepat di seluruh negara bagian. Selain di Texas, unit perawatan intensif di negara bagian Arizona (ICU) juga dinyatakan hampir penuh.

"Jika kita tidak dapat segera menangani virus ini dengan cepat, dalam waktu sekitar dua pekan sistem rumah sakit bisa berada dalam masalah serius," ujar Turner dalam acara CBS Face the Nation Sunday, dikutip laman Sputnik, Selasa (7/7).

Baca Juga

"Sekarang virus memiliki dampak (tidak proporsional) pada orang kulit berwarna. Dan saat ini, itu terutama dalam komunitas Hispanik. Tapi kami mencatat anak muda juga terkena dampak," ujarnya menambahkan.

Texas adalah salah satu dari beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS) yang mengalami lonjakan kasus dan kematian dari virus corona yang muncul pertama kali di kota Wuhan, Desember lalu. Data terbaru oleh Departemen Layanan Kesehatan Negara Texas menunjukkan, bahwa negara bagian itu telah mengalami peningkatan yang stabil dalam kasus Covid-19 sejak Juni. Pada Senin (6/7) waktu setempat, 5.318 kasus baru virus dilaporkan.

Menurut Turner, satu dari setiap empat orang yang dites di Houston, teridentifikasi positif untuk virus. Angka itu meningkat dibandingkan dengan hanya 1 dari 10 orang yang dites sebulan yang lalu.

Turner juga menyatakan bahwa lonjakan kasus infeksi positif Covid-19 di kota ini disebabkan pembukaan kembali pembatasan dari kebijakan lockdown atau karantina wilayah yang terlalu cepat.

"Sejak awal, ketika kami mulai membuka terlalu cepat, dan semua kegiatan lain yang sedang berlangsung dan orang-orang mulai bersosialisasi kembali, maka Anda mulai mengisi ulang virus. Dan saat itulah jumlahnya mulai meningkat," katanya.

Sementara itu, di Arizona, Departemen Layanan Kesehatannya mengungkapkan bahwa ICU di negara bagian itu berada pada kapasitas 91 persen karena meningkatnya kasus Covid-19 yang merajalela. Pada Ahad, kapasitas ICU telah turun menjadi 89 persen.

Menanggapi kasus-kasus yang meningkat, Gubernur Arizona Doug Ducey pada 29 Juni menandatangani perintah eksekutif yang melarang pertemuan besar dan menghentikan pembukaan kembali bar, gimnasium, bioskop dan taman air.

"Kita dapat berhenti sebentar, dan tujuan aspirasional kita adalah untuk dapat membuka kembali dalam 30 hari dengan penegakan oleh pejabat kesehatan daerah, tetapi kita akan memantau data, dan kita akan melakukan segala yang diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Kami juga akan membatasi pertemuan massal, jadi acara publik di dalam dan luar ruangan yang terdiri dari 15 atau lebih akan dilarang," kata Ducey dalam konferensi pers 29 Juni.

Gubernur Ducey mengatakan, bahwa banyak kasus baru di Arizona merupakan orang-orang muda. "Kami melihat penyebaran virus yang berbeda pada saat ini di AS dan di Arizona dibandingkan dengan apa yang kami kenal di Pantai Timur pada Maret dan April. Kami melihat peningkatan pada orang muda, dan di Arizona yang membuat sebagian besar dari kasus baru kami," kata Ducey.

Negara-negara bagian AS lain terus membatalkan pembukaan kembali mereka sebelumnya, termasuk Kalifornia, yang menutup bar dan restoran di beberapa negara di tengah lonjakan 55 ribu kasus pekan lalu. Pada Senin, Gubernur Kalifornia Gavin Newsom mengumumkan penutupan lebih lanjut di kabupaten di seluruh negara bagian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement