DPR Uji Tiga Kandidat Deputi Gubernur BI Baru

Tiga kandidat deputi gubernur BI itu akan menggantikan posisi Erwin Rijanto.

Selasa , 07 Jul 2020, 13:30 WIB
Bank Indonesia (BI): Seorang melintas didekat logo Bank Indonesia Jakarta, Kamis (21/2).
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia (BI): Seorang melintas didekat logo Bank Indonesia Jakarta, Kamis (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI melakukan rangkaian uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test terhadap tiga calon Deputi Gubernur Bank Indonesia mulai hari ini, Selasa (7/7) hingga besok (8/7) di Jakarta. Tiga kandidat diantaranya Juda Agung, Aida S Budiman, dan Doni P Joewono.

Dalam keterangan persnya, Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menyampaikan ketiga nama calon Deputi Gubernur Bank Indonesia tersebut diajukan Presiden RI, Joko Widodo kepada DPR RI sebagai calon pengganti Erwin Rijanto yang telah berakhir jabatannya pada bulan Juni 2020.

Baca Juga

Saat ini, Juda Agung menjabat sebagai Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial, Aida S Budiman menjabat sebagai Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, dan Doni P. Joewono menjabat sebagai Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Sumber Daya Manusia.

Berikut profil ketiga calon:

1. Juda Agung 

Juda Agung lahir di Pontianak pada 1964. Pendidikan Teknologi Industri Pertanian ditempuhnya pada tahun 1981 di Institut Pertanian Bogor. Melanjutkan pendidikannya, Juda meraih Gelar Ph.D in Economics, University of Birmingham pada tahun 1999 setelah meraih gelar Master in Money Banking and Finance di universitas yang sama tahun 1993-1995.

Ia memulai kariernya di Bank Indonesia (BI) pada tahun 1991 sebagai staf Urusan Ekonomi dan Statistik, dan selanjutnya sebagai Peneliti Ekonomi Yunior di Bagian Studi Ekonomi Makro, Struktur dan Pengembangan Pasar Keuangan, Juda memiliki banyak pengalaman di bidang riset ekonomi dan kebijakan moneter. 

Pada 2017, Juda pernah menjabat Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, kemudian sebagai Executive Director SEAVG-IMF di Washington sebelum menjabat sebagai Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial. Sejalan dengan bidang yang digeluti, Juda telah menulis dan mempublikasikan beberapa hasil penelitian, antara lain di bidang moneter dan sistem keuangan. Di samping itu, Juda pernah

mendapatkan penghargaan HW Arndt untuk artikel terbaik dalam Buletin of Indonesian Economic ISEI Award.

2. Aida S Budiman

Aida S Budiman lahir di Bogor pada tahun 1965. Setelah menempuh pendidikan Sosial Ekonomi Pertanian Agribisnis di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1983, Aida melanjutkan pendidikan di University of Southern California pada tahun 1994 hingga meraih gelar MA in Economics, dan menambah gelar Ph.D pada tahun 2001 setelah menjalani pendidikan di Claremont Graduate University, USA.

Ia mengawali karier pada 1991 sebagai staf Analis Inflasi dan Proyeksi Perekonomian Indonesia, Aida memiliki banyak pengalaman di bidang perumusan kebijakan moneter, internasional, dan baurannya dengan kebijakan reformasi struktural. Aida pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Eksekutif, International Monetary Fund, South East Asia Voting Group office, mewakili 13 negara yang tergabung dalam SEAVG office terutama untuk isu capital flows management dan impilikasinya bagi negara berkembang. 

Saat ini Aida menjabat sebagai Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, setelah sebelumnya menjabat Kepala Departemen Internasional. Sejak berkarier di Bank Indonesia, Aida telah memiliki pengalaman baik di kancah internasional maupun nasional. Pada 2010-2012, Aida bertindak sebagai perwakilan dari 13 negara yang bergabung dalam kantor SEAVG guna menyuarakan aspirasi dan kepentingan di IMF. 

Aida juga berpengalaman mewakili BI dalam working group untuk perumusan kebijakan internasional baik bilateral, regional, maupun multilateral. Di kancah nasional, Aida memiliki pengalaman dalam penyusunan strategi nasional pengembangan sektor industri dan pariwisata, pengembangan ISEF, Financial Saftey Net dan penggunaan mata uang regional, serta strategi peningkatan Rating Indonesia.

3. Doni Primanto Joewono

Doni Primanto Joewono lahir pada tahun 1965 di Surabaya. Menempuh pendidikan Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun 1988, Doni melanjutkan pendidikan pasca sarjana di Universitas Indonesia jurusan Administrasi pada tahun 2004. Doni memulai karirnya di Bank Indonesia sebagai analis di Departemen Pengelolaan Moneter pada tahun 1991 dan melanjutkan karir di bidang statistik. 

Pada tahun 2005-2008 Doni diberikan kesempatan untuk menjadi Peneliti Ekonomi Senior di Kantor Perwakilan BI London, dan kembali bertugas di Jakarta di Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter. Doni pada awal karirnya banyak terlibat dalam membangun sistem pengelolaan moneter, seperti mempersiapkan terbitnya obligasi Pemerintah, membangun sistem pelaporan Lalu Lintas Devisa (LLD), dan mengkoordinasikan penyelenggaraan Rakornas TPID. 

Dalam karirnya di daerah bersama Kepala Daerah mendapat penghargaan sebagai TPID terbaik di Solo tahun 2012 dan DKI Jakarta tahun 2017. Saat ini Doni menjabat sebagai Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Sumber Daya Manusia, setelah sebelumnya dipercaya oleh Gubernur Bank Indonesia tiga kali memimpin Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Solo, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Doni memiliki pengalaman pada bidang ekonomi dan keuangan regional, sistem keuangan, manajemen intern, sektor riil dan UMKM, serta strategi organisasi dan manajemen Sumber Daya Manusia. Doni juga telah mengikuti Program Pendidikan LEMHANAS pada tahun 2018.