Selasa 07 Jul 2020 12:10 WIB

Media Israel Soal Aneksasi: Ancaman Arab Cuma Gertakan

Media Israel menyebut ancaman negara Arab ke negara zionis itu hanya gertakan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Media Israel menyebut ancaman negara Arab ke negara zionis itu hanya gertakan. Ilustrasi Tentara Israel di  Tapuach di sebelah kota Nablus, Tepi Barat, Selasa, 30 Juni 2020.
Foto: AP / Oded Balilty
Media Israel menyebut ancaman negara Arab ke negara zionis itu hanya gertakan. Ilustrasi Tentara Israel di Tapuach di sebelah kota Nablus, Tepi Barat, Selasa, 30 Juni 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Media Israel, Israel Hayom, melaporkan bahwa Arab Saudi, Mesir, dan beberapa negara Teluk lainnya tidak akan mengambil tindakan yang berarti terhadap rencana aneksasi Israel di Tepi Barat. Negara-negara Arab dalam laporan itu disebut hanya mengeluarkan kecaman verbal.

Dilansir dari Middle East Eye, Selasa (7/7), pejabat senior dari beberapa negara Arab mengatakan mereka tidak akan mengambil tindakan apa pun terhadap Israel jika melanjutkan rencana ilegal mencaplok sebagian besar Tepi Barat yang diduduki. Ini disampaikan pejabat tersebut sebagaimana laporan Israel Hayom. 

Baca Juga

Surat kabar sayap kanan itu melaporkan, selama pembicaraan diplomatik baru-baru ini dengan Israel, pejabat tinggi dari Mesir, Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya mengatakan tidak memiliki rencana untuk mengambil tindakan yang berarti dan hanya akan mengeluarkan kutukan deklaratif.  

Negara-negara Arab sebelumnya memang telah mengkritik rencana aneksasi Israel. Keputusan untuk tidak bertindak tergantung pada reaksi rakyat di masing-masing negara. 

Jika rencana pencaplokan Tepi Barat itu menyebabkan kerusuhan di negara tersebut, maka pemerintah perlu menyusun strategi ulang.

Sejauh ini, Raja Yordania, Abdullah adalah satu-satunya kepala negara Arab yang mengutuk rencana aneksasi Israel di Tepi Barat. Dia bahkan memperingatkan bahwa hal itu dapat memicu konflik besar.

Negara-negara Arab telah lama melihat penyelesaian konflik Israel-Palestina sebagai syarat untuk menormalkan hubungan dengan Israel. Tetapi negara-negara Teluk seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mulai mengubah kebijakan mereka.

Bulan lalu Israel mengumumkan kemitraan baru dengan Uni Emirat Arab dalam melawan virus Covid-19, meski ada protes publik dari para pemimpin Palestina, yang secara khusus menolak bantuan medis dari Uni Emirat Arab karena pengirimannya diterima di bandara Israel di Tel Aviv, bukan di perbatasan Tepi Barat dengan Yordania, atau perbatasan Gaza dengan Mesir.

Upaya untuk menormalkan hubungan dengan Israel juga telah meningkat beberapa bulan belakangan. Laporan Middle East Eye menyebutkan, bahwa Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir telah menyetujui rencana dengan Israel untuk menyambut Presiden Suriah Bashar al-Assad kembali ke Liga Arab untuk memarginalkan pengaruh regional Iran dan Turki.

Sumber: https://www.middleeasteye.net/news/egypt-arab-gulf-states-will-not-move-against-israel-annexation  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement