Senin 06 Jul 2020 23:59 WIB

BI: Laju Inflasi di DIY Sentuh Angka 0,08 Persen

Inflasi di DIY disebabkan kelompok harga pangan bergejolak

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Hilman Tisnawan.
Foto: Yusuf Assidiq.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Hilman Tisnawan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebutkan laju inflasi di DIY pada Juni 2020 menyentuh angka 0,08 persen dan secara tahunan menyentuh 1,95 persen.

"Capaian inflasi tahunan DIY tidak berbeda signifikan jika dibandingkan dengan inflasi nasional yaitu 1,96 persen (yoy), namun masih berada pada batas bawah sasaran yang ditetapkan, yakni 3,0 persen ±1 persen(yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Hilman Tisnawan melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin (6/7).

Menurut Hilman, inflasi pada Juni 2020 disebabkan inflasi kelompok harga pangan bergejolak (volatile food). Inflasi inti (core inflation) relatif rendah, sementara kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) mengalami deflasi.

Ia mengatakan deflasi pada kelompok harga yang diatur pemerintah terjadi seiring dengan penurunan permintaan terhadap komoditas angkutan udara, misalnya tarif angkutan udara pada Juni 2020 mengalami deflasi 15,09 persen (mtm).

Hilman mengatakan setelah peningkatan kapasitas angkut dari 50 persen menjadi 70 persen sejak awal Juni 2020 sesuai Surat Edaran (SE) Dirjen Perhubungan Udara Nomor 30 Tahun 2020, animo masyarakat untuk bepergian via jalur udara masih terbatas.

"Hal ini menyebabkan maskapai menurunkan tarif angkutan udara setelah pada bulan sebelumnya meningkat 15,55 persen (mtm)," kata dia.

Hilman mengatakan tekanan inflasi inti cenderung rendah terutama berasal dari harga telepon seluler dan gula pasir yang masing-masing menurun 1,22 persen (mtm) dan 2,66 persen (mtm). Penurunan harga telepon seluler kerap terjadi pada pertengahan tahun, yang mengikuti pola siklikalnya.

Mengacu data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), ia menyebutkan harga gula pasir sudah mulai menurun meski masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET), yakni pada level Rp14.250 per kilogram pada akhir Juni.

Realisasi impor gula pasir, kata dia, telah masuk ke Indonesia sejak April 2020, sehingga TPID mampu melakukan operasi pasar maupun memasuk stok untuk stabilitas harga. "Diperkirakan Juli 2020 telah memasuki musim giling tebu, sehingga harga gula pasir masih akan turun pada beberapa bulan ke depan," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement