Senin 06 Jul 2020 22:04 WIB

Kementan Jajaki Kerja Sama dengan IDI untuk Riset Eucalyptus

Kementan dan IDI untuk pengembangan inovasi produk berbahan eucalyptus

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
Kementan bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk memproduksi antivirus dari eucalyptus
Foto: Kementan
Kementan bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk memproduksi antivirus dari eucalyptus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menjajaki kerjasama kolaborasi dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dalam pengembangan inovasi produk aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus. Kerjasama ini dilakukan untuk pengembangan penelitian menuju tahapan uji klinis kepada pasien yang terpapar Covid-19.

Ketua PB IDI, Daeng Muhammad Faqih, mengatakan, riset yang dilakukan akan dilakukan secara terstruktur dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang dimiliki oleh Indonesia. Menurut dia, bukan tidak mungkin Indonesia mampu membuat sebuah temuan yang menjadi obat virus corona.

"Kerjasama yang akan kita lakukan dari hasil riset pertama di laboratorium mudah-mudahan akan menghasilkan perkembangan yang positif pada tahap uji klinis. Untuk itu kami akan mendukung terus apa yang sudah dilakukan oleh Kementan dan saya rasa ini adalah langkah yang besar bagi bangsa kita," kata Daeng di Jakarta, Senin (6/7).

Menurut dia, apa yang dilakukan Kementan bukan sebatas mencari jalan keluar untuk virus corona saja. Namun bagian upaya untuk mencari persoalan masalah kesehatan lainnya dengan memanfaatkan kekayaan sumber alam yang ada di Indonesia. Terlebih saat ini negara-negara di seluruh dunia tengah berjuang dalam mencari penawar virus corona.

"Saya kira apapun akan dilakukan dalam membantu negara mengatasi berbagai permasalahan," katanya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan, Fadjry Djufry, mengaku optimis bahwa inovasi yang dilakukan akan memberikan dampak dan manfaat yang besar bagi masyarkat Indonesia.

"Mudah-mudahan ini langkah awal untuk menjawab semua keraguan atas  apa yang kita sudah hasilkan meski sebatas uji laboratorium dan masih perlu uji lainnya," ujar Fadjry.

Sebelumnya, Kementan sudah lebih dulu bekerjasama dengan fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin dan fakultas kedokteran Universitas Indonesia dalam melakukan pengembangan penelitian dan riset. Kemebtan berencana akan mengkomersialisasikan produk inovasi melalui lisensor pihak swasta yang melisensi produk dari Kementan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement