Senin 06 Jul 2020 11:23 WIB

Berhitung Cepat dan Mudah dengan Jari Aljabar

Republika bersama dengan Dede Supriyadi menggelar pelatihan Jari Aljabar ketigakali.

Pelatihan Webinar Berhitung Cepat dan Mudah Jari Aljabar, Republika bersama Penulis dan Komsultan Jari Aljabar, Dede Supriyadi, Sabtu (4/7).
Foto: Jari Aljabar
Pelatihan Webinar Berhitung Cepat dan Mudah Jari Aljabar, Republika bersama Penulis dan Komsultan Jari Aljabar, Dede Supriyadi, Sabtu (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID,Berhitung Cepat dan Mudah dengan Jari Aljabar

 

BANDUNG--Puluhan siswa usia Sekolah Dasar dari berbagai kota di Indonesia, antusias mengikuti pelatihan berhitung cepat dengan metode Jari Aljabar yang diselenggarakan secara daring melalui Webinar, Sabtu (4/7). Kegiatan yang dilaksanakan Republika ini bekerjasama dengan Dede Supriyadi, seorang penulis dan konsultan jari aljabar. Kegiatan berlangung sekitar dua jam lebih, sejak pukul 10.00 WIB.

photo
Penulis sekaligus Konsultan Jari Aljabar, Dede Supriyadi memberikan materi pada seminar Metode Belajar Berhitung, Jari Aljabar (Abdan Syakura_Republika)

Dede Supriyadi, penulis dan konsultan jari aljabar mengaku mengapresiasi kerjasama yang dilakukan dengan Republika. Sebab menurutnya metode jari aljabar perlu disebarluaskan kepada masyarakat khususnya sekolah. ''Kami punya metode sangat mudah, makanya orang-orang yang ikut (pelatihan) guru-guru cukup antusias,'' ujarnya. Kegiatan pelatihan metode Jari Aljabar ini merupakan yang ketigakalinya digelar, sinergi antara Republika dengan Dede Supriyadi. Pada dua pelatihan sebelumnya, diselenggarakan dengan tatap muka bersama peserta, jauh sebelum pandemi covid-19. Pelatihan kali ini, diselenggarakan secara daring karena adanya pandemi ini.

photo
Pelatihan berhitung metode jari Aljabar secara online yang digelar Republika bekerjasama dengan Dede Supriyadi, Sabtu (4/7). Belajar cara berhitung cepat tersebut diikuti oleh puluhan siswa usia sekolah dasar. - (Edi Yusuf/Republika)

Dede mengungkapkan, metode jari Aljabar ditemukan oleh Bahrudin pada 2007. Kemudian, dirinya bertemu dengan yang bersangkutan pada saat acara matematika yang digelarnya. Penemu metode belajar matematika dengan batang napier ini kemudian bekerjasama mengembangkan metode jari aljabar pada 2013 di Kota Bandung. Kemudian berikutnya membuat buku tentang metode jari aljabar yang bisa digunakan sekolah untuk mengajar matematika ke siswa dan tidak hanya pelatihan atau kursus.

Selama ini, menurutnya, pengajaran matematika ke siswa di sekolah lebih banyak berbicara hal yang abstrak. Hal tersebut membuat otak siswa menjadi kesulitan. Kemudian akhirnya pelajaran matematika dibenci karena dianggap tidak menyenangkan. ''Kita bicara abstrak (matematika) menyimpan (menghafal) abstrak. Otomatis beban otak anak kesulitan sehingga matematika dibenci karena tidak menyenangkan. Bilangan itu dialihkan ke tangan (jari) yang tadinya abstrak sehingga ada alat bantu,'' katanya.

photo
Pelatihan berhitung metode jari Aljabar secara online yang digelar Republika bekerjasama dengan Dede Supriyadi, Sabtu (4/7). Belajar cara berhitung cepat tersebut diikuti oleh puluhan siswa usia sekolah dasar. - (Edi Yusuf/Republika)

Dede menyebutkan metode jari aljabar sangat mudah. Sehingga dirinya menjamin siswa SD bisa menguasai matematika dasar kurang dari 5 menit. Menurutnya, metode yang dikembangkan jauh berbeda dari metode yang sudah ada. ''Ini ngitung pakai jari, jari mana dulu. Kalau kita ada eksplorasi kemampuan, berhitung dari (menggunakan) jari itu kapasitasnya lebih dari 10,'' katanya.  Dede pun menyebutkan jika siswa kelas 5 dan 6 banyak yang kesulitan tentang materi perkalian dan pembagian. Sebab materi dasar tentang penjumlahan dan pengurangan masih sulit untuk dipelajari dan dipahami.

Salah seorang peserta, M Taufiqurrahman, siswa kelas lima SD dari Purwakarta, mengaku apa yang dipelajarinya sangat menyenangkan. ''Enak, lebih gampang. Nanti pengen ikut lagi,'' ungkap Taufiq. Hal senada juga dikatakan oleh Fitria, siswa kelas enam SD di Tangerang. ''Ternyata dengan cara ini, lebih memudahkan, lebih cepet ngitungnya,'' kata Fitria. Pelatihan semakin menarik, karena Dede Supriyadi bersama timnya, Saeful Rohman dan Republika membagikan banyak gimmick pada sejumlah peserta. 

Sementara Ketua panitia yang juga Kepala Promo Event Republika Jabar, Yusuf Supriatna mengungkapkan bahwa event ini merupakan salah satu bentuk komitmen Republika pada dunia pendidikan. ''Insya Allah, Kami akan selenggarakan ini secara berkala,'' tandas Yusuf.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement