Ahad 05 Jul 2020 06:58 WIB

Soewardi Soerjaningrat: Seandainya Aku Bangsa Belanda

Kritikan itu membuat Tjipto, Soewardi, dan Douwes Dekker dibuang ke Belanda.

Tulisan Soewardi Soerjaningrat berjudul Als ik Nederlander was di harian De Expres.
Foto:

Mengenai penangkapan Tjipto dan kawan-kawan, dilakukan sore hari. Untuk mencegah adanya kemungkinan aksi demonstrasi, dikerahkan pasukan tentara dari Cikudapateuh dan Cimahi untuk menjaga kota.

Pukul 16.00, empat polisi dipimpin Kepala Polisi Braun mendatangi kantor De Expres untuk menangkap Tjipto. Teman Eropa Tjipto mengatakan kepala para polisi: Tolong dipikirkan, dia ini kerabat Istana Solo. Denk er om, hij is geparenteerd aan het Solosche hof. Braun menjawab enteng: Saya tidak peduli, demikian juga dengan Anda. Saya hanya menjalankan tugas. Daar heb ik maling aan en maling aan jou ook. Ik doe mijn plicht.

Siapa teman Eropa yang dimaksud? Douwes Dekker? Pada 1912 Tjipto pindah ke Bandung karena Douwes Dekker. Mereka sepemikiran. Bertiga --Tjipto, Soewardi, Douwes Dekker-- kemudian mendirikan Indische Partij.

Di kemudian hari, kasus brosur itu juga membuat Douwes Dekker ditangkap, karena korannya memuat tulisan itu. Ketika dibuang ke Belanda, mereka bertiga bertemu di dalam satu kapal yang sama yang akan mengantarkan mereka ke Belanda.

Lantas apa yang dilakukan Tjipto ketika akan ditangkap saat itu? Preanger-Bode 31 Juli 1913, menyebut Tjipto gugup saat itu. Tjipto meminta waktu sebentar untuk menghabiskan tehnya. Braun menjawab: Silakan, tapi jangan lama-lama. Ja, waar gauw, met talmen.

Saat Soewardi hendak ditangkap di rumahnya, Soewardi juga dilaporkana gugup, dengan mengatakan: Saya pangeran keluarga Pakualam. Ik ben een prins uit het Pakoealamsche huis. Kepala Polisi Wetters yang memimpin penangkapan Soewardi, menjawab: Itu tak banyak membantu. Dat helpt niet veel.

Abdoel Moeis ditangkap di kantor Preanger-Bode oleh mantri polisi yang bersama dua opas, sedangkan Wignja di Sastra ditangkap di rumahnya oleh Camat Kaca-kaca Kulon dibantu dua opas. Hanya dalam waktu 45 menit empat orang itu ditangkap di tempat yang berbeda di Bandung.

Kekhawatiran polisi akan hanya kerusuhan untuk merespons penangkapan itu tak terbukti. Kehidupan sosial di Bandung tetap berjalan normal. Gedung bioskop sore itu tetap ramai dikunjungi penonton, seperti tak ada kejadian apa-apa.

Pukul 18.00 mereka diperiksa oleh Residen Priangan didampingi asisten residen di tahanan, hingga 18.30. Patroli kota terus dilakukan pada malam hari. Stasiun kereta api, kantor pos, kantor telepon, rumah residen dan asisten residen, rumah bupati, dalam penjagaan polisi/tentara.

Pada 9 Agustus 1913 mereka dapat surat panggilan resmi untuk menghadap residen. Pada 27 Agustus 1913 keluarlah putusan pembuangan mereka. Pada 6 September 1913 Tjipto dan Soewardi diberangkatkan ke Belanda. Di kapal mereka bertemu Douwes Dekker yang juga dibuang ke Belanda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement