Sabtu 04 Jul 2020 17:12 WIB

Antisipasi Lonjakan Covid-19, Bolivia Gali Kuburan Massal

Kasus Covid-19 melonjak dalam beberapa pekan belakangan

Kerabat berdiri di sebelah peti mati di luar kuburan tertutup di Cochabamba, Bolivia, Senin (29/6). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, wabah virus Corona telah membuat lebih dari 500.000 orang meninggal dunia dan secara global pandemic ini masih mengalami peningkatan. EPA-EFE/Jorge Abrego
Foto: EPA-EFE/Jorge Abrego
Kerabat berdiri di sebelah peti mati di luar kuburan tertutup di Cochabamba, Bolivia, Senin (29/6). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, wabah virus Corona telah membuat lebih dari 500.000 orang meninggal dunia dan secara global pandemic ini masih mengalami peningkatan. EPA-EFE/Jorge Abrego

REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ - Pemerintah Bolivia sedang menggali kuburan massal di seluruh Bolivia guna menampung gelombang baru jenazah korban Covid-19. Bolivia hingga kini mencatat 35.500 kasus Covid-19 dan 1.200 kematian.

Kendati jumlahnya sedikit dibandingkan dengan negara-negara tetangganya, seperti Peru, Chile dan Brazil, kasus baru melonjak dalam beberapa pekan belakangan hingga membuat sistem pelayanan kesehatan di sejumlah daerah kewalahan.

Cochabamba, kota di Bolivia tengah, sangat terdampak wabah Covid-19. Alat berat dan truk di kota tersebut menggali lubang besar guna menguburkan orang-orang yang meninggal baru-baru ini. Perwakilan rumah duka setempat, Raquel Loaiza, mengatakan warga yang meninggal secara alami telah dimakamkan namun berbeda dengan mereka yang meninggal akibat Covid-19.

"Belum ada satu pun yang dimakamkan," kata Loaiza kepada awak media.

Ia mengungkapkan bahwa sebanyak 135 jasad masih menunggu untuk dimakamkan. Kondisi berbahaya tersebut meresahkan masyarakat setempat, yang khawatir kuburan massal dapat memicu infeksi baru di lingkungan sekitar pemakaman.

Negara berpenduduk 11,7 juta itu pertama kali melaporkan kasus virus corona pada 10 Maret. Kasus itu melonjak sejak pemerintah melonggarkan pembatasan guna membangkitkan kembali perekonomian.

sumber : Antara / Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement