Jumat 03 Jul 2020 16:26 WIB

Partai Buruh akan Selidiki Kebijakan Inggris Atasi Corona

Penyelidikian terhadap kebijakan pemerintah Inggris atasi corona menunggu waktu tepat

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson
Foto: ANDREW PARSONS/DOWNING STREET/EPA-EFE
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemimpin Partai Buruh Inggris Keir Starmer mengatakan penyelidikan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson dalam penanggulangan krisis virus corona tidak dapat dihindari. Johnson mengatakan saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan penyelidikan.

"Saya pikir penyelidikan tidak dapat dihindari, akan ada penyelidikan pada waktunya," kata Starmer pada stasiun televisi Sky News, Jumat (3/7).

Baca Juga

Pada Senin (29/6) lalu, Johnson mengatakan pandemi virus corona adalah bencana bagi Inggris. Tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan penyelidikan terhadap kesalahan dalam upaya penanggulangan pandemi.

Starmer ditanya mengapa hingga kini ia belum mendorong adanya penyelidikan terhadap pemerintah. "Pada saat ini, saya pikir penting bagi kami untuk fokus pada pekerjaan yang ada," jawab ketua partai oposisi itu.

Menurutnya, pemerintah masih terlalu lambat dalam menanggulangi pandemi. Ia mengatakan pemerintah Johnson harus meningkatkan upaya mereka. Baginya, perdana menteri itu hanya pandai beretorika tapi tidak bisa menjalankan pemerintahan.

"Dia tidak memimpin kami melewati krisis dengan cara yang benar, ia bagus dalam retorika tapi tidak bagus dalam menjalankan pemerintahan," kata Starmer.  

Pada bulan Juni lalu, keluarga pasien Covid-19 yang meninggal dunia menuntut adanya peninjauan terhadap langkah-langkah 'hidup dan mati' untuk meminimalisir dampak pandemi. Mereka juga meminta akses terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan krisis virus corona.

Pengacara keluarga pasien, Elkan Abrahamson mengatakan penyelidikan penuh akan dilakukan nanti. Sementara, pemerintah Inggris menegaskan fokus mereka saat ini masih menanggulangi pandemi.

Namun, keluarga pasien yang tergabung dalam Covid-19 Bereaved Families for Justice UK mengatakan harus ada pelajaran yang segera dipetik. Hal itu agar Inggris dapat mengurangi jumlah kasus kematian dan akan semakin banyak pasien yang meninggal bila harus menunggu pemerintah melakukan penyelidikan.

Seruan penyelidikan itu muncul setelah Kantor Audit Nasional (NAO) Inggris merilis laporan kesiapan badan kesehatan publik (National Health Service) dalam menghadapi pandemi. Dalam laporan tersebut disebutkan tidak diketahui berapa banyak dari 25 ribu orang yang dipindahkan dari rumah sakit ke tempat perawatan virus selama puncak wabah terinfeksi virus corona.

Ketua Dewan Komite Terpilih Layanan Kesehatan dan Sosial Jeremy Hunt mengatakan tampaknya 'luar biasa tidak satupun yang dipertimbangkan (terinfeksi)'. Departemen Kesehatan Inggris mengatakan mereka harus mengambil 'keputusan yang tepat di waktu yang tepat'. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement