Jumat 03 Jul 2020 12:55 WIB

Pemprov Jateng Ingin Turunkan Angka Kematian Covid-19

Angka kematian di Jateng kini delapan persen, ditargetkan turun jadi empat persen.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wisata mulai menggeliat lagi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, meski pandemi Covid-19 belum berakhir (ilustrasi).
Foto: ANTARA /YUSUF NUGROHO
Wisata mulai menggeliat lagi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, meski pandemi Covid-19 belum berakhir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) berupaya menurunkan angka kematian akibat Covid-19 yang sekarang sekitar delapan persen menjadi empat persen. "Kunci untuk menekan angka kematian akibat COVID-19 salah satunya penemuan dini kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo usai menyerahkan bantuan Jogo Tonggo Kit kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus di Pendopo Kabupaten Kudus, Jumat (3/7).

Menurut Yulianto, jika penularan virus corona ditemukan sejak dini, saat penderitanya masih mengalami gejala ringan, penanganannya lebih mudah diatasi. Di samping itu, apabila kasus penularan pada warga lanjut usia atau warga dengan penyakit penyerta ditangani sejak dini, kemungkinan sembuhnya lebih besar.

Guna mendeteksi kasus Covid-19 sejak dini, menurut Yulianto, Pemprov Jateng berupaya mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas laboratorium pemeriksaan Covid-19 yang ada. Menurut Yulianto, saat ini ada 11 laboratorium pemeriksaan, dan enam laboratorium milik rumah sakit yang bisa digunakan untuk pemeriksaan Covid-19.

"Semua rumah sakit daerah di Jateng memang diupayakan menuju ke sana. Hanya saja, langkah yang paling nyata saat ini dengan otomatisasi sehingga kapasitas pemeriksaan semakin bertambah," ujar Yulianto.

Menurut data Pemprov Jateng, hingga Jumat pukul 10.15 WIB jumlah pasien Covid-19 di Jateng sebanyak 4.519 orang dengan perincian 1.903 pasien masih menjalani perawatan, 2.236 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 380 orang meninggal dunia.

Yulianto mengemukakan, masyarakat merupakan garda depan, dan tenaga kesehatan merupakan garda belakang dalam penanggulangan Covid-19. "Jika garda paling depan kuat, maka yang belakang juga kuat sehingga peran masyarakat penting sekali," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement