Jumat 03 Jul 2020 09:28 WIB

AS Berusaha Sita BBM Iran untuk Venezuela

AS berusaha meningkatkan tekanan terhadap Iran dan Venezuela

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Kapal “Fortune” Iran yang membawa minyak bensin tiba di Puerto Cabello, Venezuela, Senin (25/5). Kapal “Fortune” Iran merupakan kapal yang pertama dari lima kapal lainnya yang memuat 245 juta liter bensin tiba di Zona Ekonomi Eksklusif Venezuela (EEZ) di El Palito dekat Puerto Cabello di bawah pengawalan pasukan angkatan bersenjata Venezuela, setelah melalui ancaman Amerika Serikat
Foto: MinCI
Kapal “Fortune” Iran yang membawa minyak bensin tiba di Puerto Cabello, Venezuela, Senin (25/5). Kapal “Fortune” Iran merupakan kapal yang pertama dari lima kapal lainnya yang memuat 245 juta liter bensin tiba di Zona Ekonomi Eksklusif Venezuela (EEZ) di El Palito dekat Puerto Cabello di bawah pengawalan pasukan angkatan bersenjata Venezuela, setelah melalui ancaman Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jaksa Amerika Serikat (AS) mengajukan gugatan untuk menyita bahan bakar minyak (BBM) di atas empat kapal tanker yang coba dikirim Iran ke Venezuela. Gugatan ini merupakan upaya terbaru oleh administrasi Pemerintahan Presiden Donald Trump untuk meningkatkan tekanan ekonomi pada kedua musuh negara tersebut.

Presiden sosialis pemerintah Venezuela Nicolas Maduro telah memamerkan pasokan BBM untuk memperlihatkan pasokan tetap tidak terpengaruh oleh tekanan AS. Tekanan itu dilakukan untuk mendesak pelengseran Maduro dengan langkah-langkah diplomatik dan hukuman, termasuk sanksi terhadap perusahaan minyak negara PDVSA.

Baca Juga

Gugatan yang diajukan di Pengadilan Distrik untuk Distrik Columbia pada Rabu (1/7) ditindaklanjuti sehari berikutnya dengan surat perintah yang dikeluarkan oleh Hakim Distrik, A. James Boasberg. Surat perintah itu memuat penyitaan lebih dari 1,1 juta barel bensin di empat kapal.

Sumber resmi mengatakan, BBM kemungkinan hanya dapat disita oleh otoritas AS jika tanker memasuki perairan teritorial AS. Namun, tindakan itu dapat membantu mendorong negara lain untuk bekerja sama dalam merebut pasokan BBM tersebut.

Laporan Wall Street Journal menyatakan gugatan perampasan sipil yang ditangani jaksa federal ini memang bertujuan untuk menghentikan pengiriman bensin Iran di atas kapal berbendera Liberia, Bella, Bering, Pandi, dan Luna yang berbendera Liberia. Boasberg mengeluarkan surat perintah untuk penyitaan BBM di kapal tanker berdasarkan kemungkinan BBM tidak dapat dihilangkan.

Zia Faruqui dan dua asisten pengacara A.S. lainnya menuduh dalam gugatan bahwa pengusaha Iran, Mahmoud Madanipour, yang berafiliasi dengan Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) membantu mengatur pengiriman dengan mengubah dokumen kapal tanker untuk menghindari sanksi AS.

Gugatan itu mengatakan sejak September 2018 pasukan elit IRGC Quds Force telah memindahkan minyak melalui jaringan pengiriman melibatkan lusinan manajer kapal, kapal, dan fasilitator. Hasil dari penjualan ini diduga untuk kejahatan seperti pengembangan senjata pemusnah massal, mendukung terorisme, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Kapal-kapal yang mengangkut bensin Iran terlibat dalam transfer antar-kapal untuk menghindari sanksi. Misalnya, Pandi terlibat dalam transfer di Port Khalid di UEA untuk mengangkut BBM Iran secara diam-diam.

Kekurangan pasokan BBM di Venezuela telah menjadi akut karena sanksi yang dijatuhkan AS. Negara itu telah mengalami keruntuhan ekonomi, tetapi Maduro tetap bertahan di posisinya saat ini.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement