Kamis 02 Jul 2020 20:34 WIB

Siap Hadapi Setiap Situasi, Sekolah Al-Iman Gelar Raker Guru

Pada hakekatnya semua situasi dalam kehidupan ini berjalan normal.

Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Iman Citayam Bogor menggelar raker guru, 1-3  Juli 2020.
Foto: Dok SIT Al-Iman
Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Iman Citayam Bogor menggelar raker guru, 1-3 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Sekolah Islam Terpadu Al-Iman Citayam,  Bogor menggelar rapat kerja (raker) guru di Kompleks Perguruan Al-Iman, 1-3 Juli 2020. Raker ini dihadiri oleh pengurus yayasan, pimpinan sekolah dan guru TK, SD, SMP Islam Al-Iman.

“Raker guru ini dilaksanakan diadakan di tengah pandemic Covid-19,  dalam rangka merumuskan strategi dan menyusun program kerja untuk tahun ajaran 2020/2021,” kata Ketua Umum Yayasan Perguruan Al-Iman, Afrizal Sinarod dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (2/7).

Ia menambahkan, melalui raker ini, para guru Sekolah Islam Terpadu Al-Iman menyiapkan diri untuk menghadapi situasi apa pun. Termasuk, pandemic Covid-19 yang hingga saat ini masih terjadi. “Insya Allah, guru-guru Sekolah Islam Terpadu Al-Iman siap menghadapi setiap situasi, termasuk pandemi,” ujar Afrizal.

photo
Ketua Umum Yayasan Perguruan Al-Iman, Afrizal Sinaro memberikan kata sambutan pada raker guru Sekolah Islam Terpadu (Al-Iman).  (Foto: Dok SIT Al-Iman)

Afrizal meminta kepada semua guru Sekolah Islam Terpadu Al-Iman untuk memperbaharui niat. “Luruskan niat yang tulus dan ikhlas mengajar di sekolah Islam Terpadu Al-Iman ini hanya karena Allah SWT.  Berikan pelayanan terbaik untuk anak didik. Curahkan perhatian dengan penuh kasih sayang. Jadilah guru profesional dan bermartabat,” papar Afrizal.

Pembina Yayasan Penguruan Al-Iman, Zulfikri Anas menyatakan, dalam menghadapi situasi yang tidak biasa, harus dengan cara yang tidak biasa juga.

“Pada hakekatnya semua situasi dalam kehidupan ini berjalan normal. Kalau tidak normal maka berakhirlah kehidupan ini. Ketidaksiapan kita/guru dalam menghadapi situasi yang tiba-tiba berubah itu yang membuat situasi menjadi bermasalah. Kita menghadapi situasi yang tidak biasa dengan cara yang biasa,” paparnya.

Zulfikri menambahkan, dalam kondisi wabah Covid-19 ini pendidikan tidak boleh berhenti. “Justru pada saat situasi yang sangat sulit dan rumit, disitulah keberadaan dunia pendidikan menjadi bermakna,” kata Zulfikri yang juga sebagai  pengembang kurikulum Kemendikbud.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement