Kamis 02 Jul 2020 21:11 WIB

Belasan Anak di Bawah Umur jadi Korban Pelecehan Seksual

Modus pelaku mengiming-imingi uang, meminjamkan handphone, motor, dan wifi gratis.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Agus Yulianto
Polisi Reserse Kriminal menangkap tersangka pelaku pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Rahmad
Polisi Reserse Kriminal menangkap tersangka pelaku pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- 14 anak di bawah umur menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang pria bernama Safrudin (40 tahun) di Kampung Pagerhaur RT 01 RW 01 Desa Pagedangan, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Informasi yang diketahui pelaku telah melakukan perbuatan tersebut selama satu tahun terakhir.

Salah satu orang tua korban yang juga pemilik kontrakan berinisial R (40 tahun) mengungkapkan, pelecehan seksual tersebut diketahui saat salah satu teman anaknya hilang pada Rabu (1/7) malam. Sebelumnya, anak itu tidak diketahui keberadaanya, hingga kedua orang tuanya kemudian menemukan di kontrakan pelaku.

“Pertama kita pergoki itu, saat teman anak saya hilang, pas ditemuin adanya di kontrakan, dengan kondisi pintu ditutup sendalnya dimasukkan ke dalam. Namanya, orang tua ya curiga lah liat anaknya main PS apa main game kok sendalnya pada dimasukkan,” katanya saat ditemui Republika, Kamis (2/7).

Sesaat anak tersebut ditemukan, orang tuanya kemudian menanyakan apa yang sedang dilakukannya di kontrakan. Namun, malam itu sang anak belum mau menjawab jujur dan mengatakan hanya sedang bermain game.

“Kita tanya lah tentang perihal anak di situ ngapain, tapi ngomongnya anak belum jawab jujur. Laporan lah akhirnya ke RT dan RW,” ujarnya.

Tidak berselang lama, malam itu orang tua korban didampingi oleh RT dan RW mendatangani kontrakan dan lakukan interogasi kepada pelaku. Awalnya, pelaku tidak menjawab dan belum mengakui perbuatan yang dilakukan kepada anak-anak.

“Pelaku kemudian mengakui perbuatan tersebut, tapi belum mengakui berapa banyak anak-anak yang menjadi korban pencabulan. Pelaku mengakui telah melakukan pencabulan, dengan memegang alat kelamin, pelaku juga mengakui menelanjangi korban, dan sempet oral seks juga,” kata R.

Dari pengakuan pertama kali anak tersebut, R mendapat laporan jika puteranya pun kerap mendapat perilaku pelecehan seksual oleh pelaku. “Pengakuan temen anak saya, dia datang sama bu RW, dia bilang anak saya juga kena, makanya saya tanya anak saya dengan cara pelan-pelan, ternyata anak saya ngakuin kalo dia dicabuli, tapi cuma sekali,” ucapnya.

R menjelaskan, sedikitnya ada 14 anak-anak jadi korban pelecehan seksual yang dilakukan Safrudin. Semua perbuatan tersebut dilakukannya di kontrakan miliknya. “Sekarang yang laporan ke polisi baru 14 korban, kalau semalem itu empat orang yang laporan (ke polisi),” ucapnya.

Informasi yang diketahui pelaku bekerja sebagai seorang satpam di salah satu yayasan Bima Bangun Sentana (BBS), Serpong, Tangsel. Hingga kini belum diketahui motif pelaku hingga melakukan perbuatan keji kepada anak di bawah umur.

“Temen anak saya ada namanya Tio (13 tahun), itu sering dicabulin soalnya pelaku suka sama dia. Kita dapat informasi itu kita tanya anak-anak, mereka ngakuin mereka kita interogasi, siangnya sebelum kami datangi pelaku melakukan juga,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, perbuatan keji pelaku terhadap anak-anak dilakukan secara bergilir. Dengan iming-iming diberikan sejumlah uang Rp 5 ribu sampai dengan Rp 10 ribu. Tidak hanya itu, korban juga dipinjami handphone, motor, dan wifi gratis.

R berharap, kejadian seperti ini tidak lagi terulang di masyarakat, cukup terjadi di wilayahnya. Ia pun menginginkan pelaku mendapat efek jera dengan diberikan hukuman seberat-beratnya.

“Harapannya jangan sampai ada kejadian gini lagi, untuk pelaku ya kita ingin dihukum seberat beratnya lah, apalagi korbannya anak-anak,” katanya.

Sementara, Kanit Reskrim Polsek Pagedangan Ipda Margana mengatakan, dari keterangan warga, tersangka Sarifudin melakukan pencabulan terhadap anak dibawah umur sudah setahun yang lalu. Namun, baru terungkap kemarin malam saat salah satu korban hilang dan ditemukan bermain di kontrakan pelaku.

“Sementara korban yang sudah lapor ada empat orang. Gatau nanti ada perkembangan korban berikutnya atau tidak. Kejadian ini udah lama setahun yang lalu, jadi berlanjut,” ujarnya.

Adapun, rata-rata korban pencabulan berumur 14 tahun kebawah. Kebanyakan anak SD sampai dengan SMP dan paling tua kelas dua SMP. “Ini pelaku melakukan pencabulan terhadap anak laki-laki semua. Memang kelainan pelaku ini,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement