Kamis 02 Jul 2020 16:16 WIB

Kementan Targetkan Produksi Beras Tembus 15 Juta Ton

Jika target tecapai stok beras mencapai 22 juta ton melebihi dari kebutuhan nasional

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Mentan Syahrul Yasin Limpo menargetkan produksi beras pada musim panen kedua tahun ini tembus 15 juta ton dari luasan panen 5,6 juta hektare.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Mentan Syahrul Yasin Limpo menargetkan produksi beras pada musim panen kedua tahun ini tembus 15 juta ton dari luasan panen 5,6 juta hektare.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, memastikan produksi beras dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun. Ia menargetkan produksi beras pada musim panen kedua tahun ini tembus 15 juta ton dari luasan panen 5,6 juta hektare.

"Musim tanam kedua kita sudah percepat dan kita harap bisa menghasilkan 12,5 juta sampai 15 juta ton beras," kata Syahrul dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (2/7).

Baca Juga

Syahrul mengungkapkan, pada musim tanam pertama total luas tanam mencapai 6 juta hektare (ha). Adapun luas panen yang dicapai sebanyak 5,8 juta hektare hingga akhir Juni 2020 lalu. Total produksi yang dihasilkan sebanyak 16 juta ton beras.

Namun, kata dia, masih terdapat sisa 7,49 juta ton lantaran terdapat pasokan beras yang menjadi sisa produksi tahun lalu dan terakumulasikan. Oleh karena itu, jika musim panen kedua nantinya bisa mencapai 15 juta ton, setidaknya stok beras bisa tembus 22 juta ton dan melebihi dari kebutuhan nasional.

Adapun lokasi yang diandalkan pada musim tanam kedua II di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawersi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara.

"Insya Allah kalau prognosis ini tidak ada halangan maka akan terjadi surplus sekitar 5-6 juta dan akan menjadi carry over untuk tahun depan," katanya.

Syahrul mengatakan, Kementan telah menyiapkan agenda jangka pendek, menengah, dan panjang untuk menghadapi pandemi Covid-19. Seluruhnya ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional sehingga mampu memproduksi sendiri bahan pangannya.

Hanya saja, ia mengingatkan bahwa masih terdapat tiga komoditas pangan utama yang masih membutuhnan impor. Yakni daging sapi/kerbau, gula, dan bawang putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement