Kamis 02 Jul 2020 07:53 WIB

Kisah Ditemukannya Sumur Zamzam Pertama Kali

Sumur zamzam ramai dikunjungi oleh umat Islam sampai sekarang.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Kisah Ditemukannya Sumur Zamzam Pertama Kali. Foto: Para jamaah haji baik peremuan dan wanita bertawaf di sekitar Ka
Foto: gahetna.nl
Kisah Ditemukannya Sumur Zamzam Pertama Kali. Foto: Para jamaah haji baik peremuan dan wanita bertawaf di sekitar Ka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wanita pertama yang memakai sabuk kain alias kemben adalah ibu Ismail Siti Hajar. Atas kesabaran, keikhlasan ibu Ismailah Makkah sampai akhir ini tak pernah sepi dikunjungi umat manusia di seluruh penjuru dunia.

Muhammad Nur Abdullah Hafiz Suwaid dalam bukunya "Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak" mengatakan, kisah Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar alayhimussalam diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma.

Baca Juga

"Dia memakainya untuk menyembunyikan kehamilannya dari sarah," katanya.

Sampai kemudian Ibrahim membawanya ke Makkah dalam keadaan sedang menyusui Ismail.  Ibrahim meninggalkannya di lereng bukit di atas sumur Zamzam. Saat itu di Makkah tidak ada satu orang pun dan tidak ada air.

"Ibrahim meninggalkannya di sana. Ibrahim hanya meninggalkan bekal berupa satu kantong berisi kurma dan air setelah itu Ibrahim pergi,"

Ibu Ismail mengikutinya dan bertanya, "Hai Ibrahim, ke mana engkau hendak pergi? engkau tega meninggalkan kami di lembah yang tidak ada apapun di sini?" Dia terus menanyakan hal itu.

Tetapi Ibrahim sama sekali tidak menengok kebelakang. Sampai kemudian dia bertanya apakah Allah yang memerintahkan mu? "Ibrahim menjawab "Ya."

 

Ibu Ismail berkata kalau begitu Allah tidak akan menyia-nyiakan kami," Setelah itu dia kembali.

Nabi Ibrahim pergi, ketika sampai di Tsaniyyah (di tempat mereka tidak bisa melihatnya), beliau menghadap Ka'bah, mengangkat kedua tangan dan berdoa seperti diabadikan dalam surah Ibrahim ayat 37 yang artinya.

"Ya Tuhan kami sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam tanaman di dekat rumah engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami yang demikian itu agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezeki lah mereka dari buah-buahan mudah-mudahan mereka bersyukur."

Ibu Ismail menyusui Ismail dan minum bekal yang ditinggalkan untuknya. Sampai ketika bekal itu habis, dia dan anak-anaknya merasa haus. Dia melihat mulut anaknya sampai menganga kehausan. Dia pun pergi mencari air karena tidak tahan melihatnya.

Kemudian dia menghadap ke lembah untuk melihat apakah ada orang di sana?Tetapi dia tidak melihat seorangpun, kemudian dia turun dari bukit Shafa hingga sampai di dasar lembah. Di sana dia mengangkat ujung kakinya kemudian berlari-lari kecil hingga menyeberangi lembah dan sampai di bukit Marwah.

"Dia berdiri di puncak bukit dan melihat apakah ada orang di sana, tetapi dia tidak melihat seorangpun. Dia lakukan itu sebanyak tujuh kali itu," kata Muhammad Nur mengisahkan hikayat keluarga Nabi Ibrahim.

Muhammad Nur menyampaikan bahwa Ibnu Abbas telah mengatakan Nabi SAW bersabda "Oleh karena itulah para jamaah haji melakukan Sa'i."

Muhammad Nur melanjutkan kisahnya ketika itu di puncak Marwah, ibu Ismail mendengar suara. Dia ucapkan kepada dirinya sendiri, "Husy!"  Tetapi, tidak lama berselang dia kembali mendengar suara itu dia katakan.

"Engkau sudah memperdengarkan suara mu apabila engkau mau menolong!"

Ternyata yang mengeluarkan suara adalah malaikat yang sedang berdiri di atas sumur Zamzam. Dia mengais-ngais tanah dengan sayapnya sampai muncullah sumber air. Ibu Ismail menciduk air tersebut ke dalam kantung bekalnya. Justru setelah diciduk air itu semakin mengalir deras.

Ibnu Abbas mengatakan: Nabi SAW bersabda, "Semoga Allah memberikan rahmat kepada Ibu Ismail. Seandainya waktu itu dia tidak mencinduk air zamzam, niscaya air ersebut hanya berbentuk sumber air kecil."

Dia pun minum dan memberi minum serta menyusui anaknya. Malaikat tersebut berkata "Jangan takut akan disia-siakan. Di sinilah akan ada rumah Allah yang akan dibangun oleh anak ini dan bapaknya. Allah sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan hambanya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement