Rabu 01 Jul 2020 19:16 WIB

Muslim Menjadi Sasaran Stigma Covid-19

Stigma covid-19 disematkan kepada Muslim.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Muslim Menjadi Sasaran Stigma Covid-19. Foto: Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Muslim Menjadi Sasaran Stigma Covid-19. Foto: Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Komisioner Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Michelle Bachelet, menyatakan kekecewaannya atas apa yang menimpa umat muslim di masa pandemi. Pasalnya umat muslim menjadi sasaran stigma dan pidato kebencian yang menghubung-hubungkan mereka dengan covid-19, seperti di India dan Sri Lanka.

"Saya kecewa dengan laporan yang menunjukkan bahwa di banyak negara, anggota komunitas minoritas dan migran menghadapi peningkatan stigmatisasi, sepertihalnya oleh pejabat di Sri Lanka dan India, anggota minoritas Muslim menjadi sasaran stigma dan pidato kebencian yang mengaitkan mereka dengan covid-19,” kata Bachelet dilansir dari Daily Mirror pada Rabu (1/7).

Baca Juga

Bukan hanya di Sri Lanka dan India, lanjutnya, stigmatisasi dan kejahatan rasial terhadap minoritas dan orang yang terinfeksi virus corona juga terjadi di negara-negara seperti Pakistan, Bulgaria, Haiti, dan Irak.

Bachelet menuturkan, sesi rapatnya kali ini memang difokuskan pada dampak pandemi COVID-19 terhadap situasi hak asasi manusia di seluruh dunia. Karena di tengah-tengah pandemi ini, tantangan untuk memastikan negara menegakkan hak asasi manusia meningkat tajam.

 

"Jelas bahwa epidemi ini mengancam perdamaian dan pembangunan, dan menyerukan lebih banyak hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya, tidak kurang," katanya.

Dalam situasi seperti ini, ia menekankan untuk kepemimpinan didasarkan pada kejelasan, bukti dan prinsip untuk melindungi anggota masyarakat yang paling rentan. Lebih lanjut Bachlet mengatakan hak asasi manusia harus menjadi jantung respon terhadap pandemi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement