Rabu 01 Jul 2020 13:15 WIB

Benarkah Trump tak Berani dengan Putin?

Trump ditekan terkait laporan Rusia bayar milisi Taliban untuk bunuh tentara AS.

Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan).
Foto: ABC News
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah ditekan untuk segera merespon laporan Rusia mengiming-imingi imbalan bagi pihak yang dapat membunuh pasukan AS di Afghanistan. Partai Demokrat menuntut jawaban dan menuduh Trump tunduk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Anggota Kongres dari Demokrat mengatakan Gedung Putih tidak memberikan informasi baru tentang asesmen intelijen yang menilai Rusia menawarkan imbalan pada milisi ketika AS dan Taliban menggelar perundingan untuk menghentikan konflik di Afghanistan. Namun senat Partai Republik yang menghadiri pengarahan yang sama membela Trump. Seperti Gedung Putih mereka mengatakan informasi ini belum dapat diverifikasi.

Baca Juga

Ketua Komite Bidang Intelijen House of Representative Adam Schiff, yang mengikuti pengarahan Gedung Putih mengatakan 'tidak dapat dipahami' mengapa Trump tidak menyampaikan ke publik dan mengapa ia tidak menegur Putin. Schiff menegaskan alasan Trump ia belum diberi pengarahan tidak dapat diterima.

"Banyak  dari kami tidak memahami kedekatannya dengan penguasa otokratik yang artinya kami bangsa yang sakit," kata Schiff, Rabu (1/7).

Trump sebelumnya mengaku belum diberi pengarahan karena informasi tersebut belum dapat diverifikasi. Namun juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan presiden sudah diberi pengarahan. Hanya saja ia tak menampik masih ada keraguan di komunitas intelijen mengenai dugaan tersebut.

"Tidak ada kesalahan, presiden ini akan selalu melindungi pasukan Amerika," kata McEnany.

Anggota House dan mantan pilot helikopter Angkatan Laut AS Mikie Sherrill mengatakan kepala staf Gedung Putih Mark Meadows yang memberi pengarahan mengenai isu tersebut. Sherrill mengatakan anggota Kongres dari Demokrat memberitahu para pengarah Gedung Putih, Trump harus segera mengeluarkan pernyataan.

"Ada tuduhan yang sangat memprihatinkan dan jika benar Rusia akan menerima balasannya, kam sangat menekankan hal tersebut dalam rapat," kata Sherrill.

Asesmen ini pertama kali dilaporkan oleh surat kabar the New York Times. Rusia dinilai telah membayar milisi Taliban untuk membunuh pasukan AS. Bagi lawan politiknya, Trump dinilai lemah saat berhadapan dengan Presiden Rusia Vladimir Putih. Bahkan sejak pertama kali Trump menjabat sebagai presiden AS.

 

n Lintar Satria/AP 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement