Rabu 01 Jul 2020 08:10 WIB

20 Persen Warga AS Tinggal di Pusat Penyebaran Covid-19

Pemerintah AS menyebut hanya seikit negara bagian yang jadi pusat penyebaran Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang tenaga medis saat melakukan pemeriksaan swab virus Corona secara drive thru dari Rumah Sakit Universitas George Washington, Washington, Amerika Serikat, Senin (6/4). Washington DC, Virginia dan Maryland telah menerbitkan peraturan tinggal di rumah selama masa pandemi.  EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDSSeorang tenaga medis saat melakukan pemeriksaan swab virus Corona secara drive thru dari Rumah Sakit Universitas George Washington, Washington, Amerika Serikat, Senin (6/4). Washington DC, Virginia dan Maryland telah menerbitkan peraturan tinggal di rumah selama masa pandemi.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Seorang tenaga medis saat melakukan pemeriksaan swab virus Corona secara drive thru dari Rumah Sakit Universitas George Washington, Washington, Amerika Serikat, Senin (6/4). Washington DC, Virginia dan Maryland telah menerbitkan peraturan tinggal di rumah selama masa pandemi. EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDSSeorang tenaga medis saat melakukan pemeriksaan swab virus Corona secara drive thru dari Rumah Sakit Universitas George Washington, Washington, Amerika Serikat, Senin (6/4). Washington DC, Virginia dan Maryland telah menerbitkan peraturan tinggal di rumah selama masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Donald Trump kerap menyebut hanya sedikit negara bagian yang berisiko penularan virus corona. Bahkan, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence, dan Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Alex Azar, mengatakan bahwa hanya 3 atau 4 persen dari negara bagian AS mengalami peningkatan kasus Covid-19. Padahal kenyataannya, lebih dari 20 persen warga AS tinggal di negara bagian yang mencatat kenaikan kasus Covid-19 tersebut.

Gedung Putih telah berulang kali mengutip penghitungan rendah di beberapa negara bagian. Pence menegaskan kembali hal itu dalam sebuah wawancara televisi akhir pekan dengan berpendapat bahwa negara bagian, bukan pemerintah federal, harus memimpin dengan membuka kembali kegiatan masyarakat karena penularan Covid-19 hanya terjadi di "empat persen dari semua negara bagian di negara ini," ujar Pance.

Baca Juga

Azar sebelumnya menegaskan, hanya 3 persen dari negara bagian yang penyebaran virus coronanya memprihatinkan. Padahal, penekanan pada persentase negara membuat penggambaran yang menyesatkan dari ancaman virus.

Gedung Putih memberikan daftar lengkap dari wilayah AS yang melaporkan peningkatan kasus Covid-19 pada Jumat (26/6) kepada Associated Press. Data itu menunjukkan 137 dari 3.142 negara di AS yang berada dalam siaga tinggi atau sekitar 4 persen pada saat itu.

Tapi, jika diukur berdasarkan populasi, negara-negara tersebut mewakili bagian wilayah yang jauh lebih tinggi atau satu dari 5 orang di AS terinfeksi Covid-19. Secara keseluruhan, ada 68,3 juta orang yang tinggal di 137 wilayah itu, sementara total populasi AS sebesar 322,9 juta orang. Artinya, 21,1 persen penduduk AS sebenarnya hidup dalam pusat penyebaran virus.

Dalam beberapa pekan terakhir, AS telah memasuki fase baru yang berbahaya dalam penyebaran virus corona dengan negara-negara bagian besar menunjukkan ribuan kasus baru setiap hari. Texas dan Florida membalikkan keadaan dengan melakukan pembatasan karena jumlah infeksi harian yang dikonfirmasi di AS melonjak ke angka tertinggi sepanjang masa.

Koordinator Gedung Putih, Dr. Deborah Birx, menjelaskan negara bagian besar dan kecil sedang dilacak oleh satuan tugas Gedung Putih. Bagi warga yang hidup dalam pusat penyebaran virus harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, termasuk menerapkan jarak sosial dan mengenakan masker.

Birx menekankan bahwa lebih banyak pengujian diperlukan karena kelompok usia yang paling mungkin terinfeksi tidak menunjukkan gejala. Kondisi itu dapat menyebarkan virus tanpa sepengetahuan dari orang tersebut. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement