Rabu 01 Jul 2020 04:29 WIB

Superqurban, Solusi Ketahanan Pangan Indonesia

Indonesia harus bersiaga menghadapi keungkinan ancaman krisi pangan dunia

Rumah Zakat memberikan solusi dalam ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat yang membutuhkan di masa pandemi melalui program Superqurban.
Foto: istimewa
Rumah Zakat memberikan solusi dalam ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat yang membutuhkan di masa pandemi melalui program Superqurban.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Covid-19 yang menjadi pandemi global tidak hanya berdampak pada kesehatan tapi juga pada ekonomi, sosial hingga ancaman krisis pangan dunia. FAO (Food and Agriculture Organization) atau Organisasi pangan PPB merilis laporan bahwa pademi Covid-19 bisa mengakibatkan ancaman serius terhadap ketahanan pangan dan nutrisi. Goncangan ekonomi yang diakibatkan oleh pandemik mengancam ekonomi dan akses terhadap makanan.

Sebagai negara yang juga tengah berjuang melawan pandemi Covid-19, Indonesia harus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya potensi kerawanan pangan yang bersifat transien sebagai dampak pandemi Covid-19.

Mengatasi hal itu, Rumah Zakat memberikan solusi dalam ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat yang membutuhkan di masa pandemi melalui program Superqurban. “Dengan Superqurban jutaan ton daging qurban yang habis tiga hari dapat dioptimalkan menjadi cadangan makanan sebagai ikhtiar terwujudnya ketahanan pangan Indonesia” ujar CEO Rumah Zakat, Nur Efendi.

Superqurban merupakan program optimalisasi kurban dengan mengolah dan mengemas daging kurban menjadi cadangan pangan dari protein hewani dalam bentuk kornet ataupun rendang yang tahan hingga tiga tahun. “Selain memperhatikan aspek syariah, di masa pandemi ini pengelolaan qurban kita lakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang mengacu pada SE. Direktorat Jenderal peternakan dan kesehatan hewan Kementrian Pertanian tentang pelaksanaan kegiatan qurban dalam situasi wabah Covid-19,” tambah Nur Efendi.

Pengelolaan hewan kurban hingga penyembelihan dilakukan di peternakan yang professional dengan penerapan protokol kesehatan seperti pengecekan suhu badan untuk petugas pemotongan, penerapan physical distancing, penggunaan APD (masker, sarung tangan dan baju khusus), penerapan cuci tangan, hingga penyemprotan disinfektan. Proses pengolahan daging qurban menjadi rendang dan kornet juga mengikuti standar kesehatan Covid-19.

Selain itu dengan inovasi Superqurban, pembagian daging qurban tidak akan menimbulkan kerumunan di masyarakat karena Superqurban didistribusikan langsung oleh para Relawan Rumah Zakat secara merata kepada masyarakat terdampak Covid-19, masyarakat yang membutuhkan di kawasan tertinggal, terluar dan terdepan Indonesia, serta daerah yang terkena bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement