Rabu 01 Jul 2020 00:25 WIB

TKA China Kena Lockdown, Proyek Hilirisasi Terhambat

Saat ini, total proyek hilirisasi di holding tambang ada enam proyek. 

Rep: Intan Pratiwi / Red: Agus Yulianto
Orias Petrus Moedak (tengah)
Foto: Intan Pratiwi/Republika
Orias Petrus Moedak (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak pandemi Covid-19 membuat semua proyek hilirisasi holding pertambangan macet. Hal ini dikarenakan beberapa proyek masih bergantung pada kehadiran tenaga kerja China dan juga investor China yang masih tertahan karena covid-19.

Direktur Utama Mining Industrial Indonesia (MIND ID), Orias Petrus Moedak menjelaskan, saat ini, total proyek hilirisasi yang ada di holding tambang ada enam proyek. Dua proyek mengalami keterlambatan progres karena tenaga kerja China yang menjadi pekerja utama proyek tersebut tak bisa masuk ke Indonesia.

"Memang ada beberapa proyek yang mengalami penundaan seperti PLTU Tanjung enim dan Tungku Reduksi di Kuala Tanjung ini masih terkendala karena partner kami dari China mengalami penundaan," ujar Orias di Komisi VII DPR RI, Selasa (30/6).

Selain itu, proyek SGA di Mempawah juga menglami kemunduran proyek karena terkendala masuknya bahan baku dan pergerakan pekerja. Sedangkan untuk proyek Feronikel di Halmahera saat ini sudah mencapai 97 persen namun masih terkendala pasokan listrik.

"Bermasalahnya adalah pembangkti listriknya. Ini memang terlambat. Kami bahas dengan PLN untuk PL;N sediakan pembangkit. Kalau gak mungkin kami cari dari sumber lain," ujar Orias.

Sedangkan untuk proyek Smleter Tin Ausmelt milik Timah juga mengalami penundaan karena saat ini daerah Bangka Belitung masih zona merah sehingga pergerakan orang dan barang masih terbatas.

"Peralatan sudah sampai tetapi untuk pembangunan masih menunggu dibukanya kesempatan kontraktor untuk kesana. Dalam waktu dekat semoga bisa, karena EPC wika," ujar Orias.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement