Selasa 30 Jun 2020 19:17 WIB

Pendapatan Berkurang, Pebecak Minta Sumbangan di Jalan

Pandemi menyebabkan para pengayuh becak kehilangan penumpang

Rep: my31/ Red: Fernan Rahadi
Tiga becak ditempeli tulisan meminta bantuan kepada warga di Perempatan Blok O, Yogyakarta, Kamis (18/6). Sepinya penumpang becak, ditambah matinya sektor pariwisata imbas pandemi Covid19 menjadi pukulan telak
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Tiga becak ditempeli tulisan meminta bantuan kepada warga di Perempatan Blok O, Yogyakarta, Kamis (18/6). Sepinya penumpang becak, ditambah matinya sektor pariwisata imbas pandemi Covid19 menjadi pukulan telak

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --- Pandemi Covid-19 membawa dampak langsung pada pekerja informal, salah satunya adalah jasa pengayuh becak. Pendapatan yang berkurang drastis akibat covid-19 ini menyebabkan para pengayuh becak di Yogyakarta terpaksa meminta sumbangan di sejumlah tempat, salah satunya di perempatan jalan Gedongkuning.

Ada tiga tukang becak yang empat hari terakhir membawa kardus bertuliskan “Kami Tukang Becak Tidak Takut Corona, Kami Takut Kelaparan” kemudian meminta sumbangan pada pengendara motor dan mobil yang berhenti saat lampu merah.

“Kami terpaksa memilih jalan ini sejak corona. Walaupun kami tahu ini melanggar Perda (Peraturan Daerah-Red) tapi gimana lagi, kami juga punya anak-anak yang masih kecil di rumah. Jadi, jujur lahir batin bantuan yang diberikan pemerintah berupa sembako itu tidak cukup. Kami membutuhkan uang meski sedikit,” kata salah satu tukang becak, Ahmad saat ditemui Republika akhir pekan lalu.

Ahmad merupakan pengayuh becak asal Sleman. Ia bersama dua rekannya yang lain mengaku memilih jalan pintas tersebut karena dirasa halal.

"Kami mengambil jalan pintas seperti ini ya karena menurut saya ini halal, jadi tidak mengganggu orang lain. Kami kan tidak mencopet, mencuri, atau merampok. Kalau nyari uang lewat penumpang nggak ada sama sekali,” kata Ahmad.

Pandemi menyebabkan para pengayuh becak kehilangan penumpang, padahal sumber penghasilan mereka sehari-hari adalah dari adanya penumpang tersebut. 

"Selama ada korona, kami pernah melakukan hal seperti ini di pasar Godean dan di daerah Kadipaten. Kalau sepi ya kami berpindah tempat. Alhamdulillah sampai saat ini kami belum pernah ditegur oleh petugas Satpol PP," kata Ahmad.

Ahmad pun berharap pandemi ini segera berakhir supaya para tukang becak bisa Kembali bekerja seperti semula.

"Saya sangat sedih ada corona ini. Saya dan teman-teman berharap bisa Kembali mangkal di Stasiun Lempuyangan dan Stasiun Tugu. Meskipun saya sekarang bersama dua teman yang lain bisa berdiri di sini, berharap pemberian uang dari pengendara di perempatan saat lampu merah seperti ini, tetapi masih banyak tukang becak lain yang bahkan melakukan hal seperti ini tidak bisa. Perekonomian mereka benar-benar terhenti. Jadi, kalau boleh kami berharap pemerintah dapat memberi bantuan berupa uang,” tutur Ahmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement