Selasa 30 Jun 2020 18:38 WIB

Freeport Indonesia Minta Relaksasi Target Smelter

Freeport Indonesia sedang menunggu jawaban pemerintah soal permintaan relaksasi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang tambang terbuka yang dikelola PT Freeport Indonesia di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.
Foto: Antara
Ladang tambang terbuka yang dikelola PT Freeport Indonesia di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia (PTFI)meminta relaksasi atas target progress pembangunan smelter di gresik kepada pemerintah. Langkah ini diambil perusahaan karena dampak pandemi Covid-19 membuat mobilisasi orang dan barang terkendala.

Juru Bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama menjelaskan PTFI sudah mengajukan surat penundaan progress pembangunan smelter ini kepada pemerintah. Saat ini PTFI sedang menunggu jawaban dari pemerintah.

Baca Juga

"Kami sudah ajukan, tinggal menunggu feedback dari Kementerian ESDM," ujar Riza saat ditemui di DPR, Selasa (30/6).

Riza menjelaskan terkait mundurnya proyek ini perusahaan juga berhitung lagi terkait jumlah investasi. Sebab, molornya pembangunan berpotensi menambah nilai investasi. Hanya saja ia belum bisa merinci berapa tambahan investasi tersebut.

"Masih kita hitung juga. Ini juga kaitannya sama pinjaman yang akan kita lakukan. Itu semua masih proses," ujar Riza.

Direktur Utama Inalum, Orias Petrus Moedak juga menjelaskan bahwa saat ini progres pembangunan smelter Freeport di Gresik sudah mencapai 5,8 persen. Lahan kata dia sudah siap namun memang tidak bisa lanjut progressnya karena dampak Covid-19.

"Karena covid kami mengajukan permohonan delay karena proyek ini. Karena kemajuan proyek ini izin ekspor. Karena Covid-19 makanya jangan sampai terganggu izin ekspor," ujar Orias.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement